All Chapters of Roommate with Benefits : Chapter 21 - Chapter 30
90 Chapters
21. Keputusan Ikarus
“Bisa kita mulai? Dimulai dari… siapa kamu?” tanya Hera lirih.Ikarus tak langsung menjawab. Ia menundukkan wajahnya seolah tengah berpikir untuk menemukan jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan Hera.“Prince Ikarus Leanders.” Pria itu menjulurkan tangannya ke depan, mengajak Hera untuk berjabat tangan. “Aku nggak akan meminta kamu mengingatku disaat dokter baru saja bilang kalau kamu mengalami amnesia. Tapi aku juga nggak keberatan jika harus menjadi orang baru untuk kamu, Ra.” Ikarus menerbitkan senyuman kecil. “Heraia Cassandra, kenalkan aku Prince Ikarus Leanders.”“Dan aku memanggil kamu…?” Hera menggantung ucapannya selama beberapa saat. “Prince?”“Aku tahu kalau aku tampan seperti pangeran.” Ikarus terkekeh. “Tapi kamu cukup memanggilku Ikarus saja.”“Wah… percaya diri sekali kamu.” Hera membalas jabatan tangan Ikarus. “Well, Ikarus. Apa kamu juga adalah anggota keluargaku?”“Bukan.” Ikarus menggeleng. “Di dunia kamu sebelumnya, aku… adalah sahabat kamu, Ra.”Hera mencoba
Read more
22. Mengenang Masa Lalu
“Hai.” Mendengar sapaan itu, Hera kemudian mendongak lalu ia tersenyum kecil. “Pagi, Tante.”“Pagi, Ikarus. Kamu selalu datang ke sini, apa kamu nggak sibuk?” tanya Miranda sambil sesekali menoleh ke arah Hera yang memilih untuk diam.Seminggu telah berlalu dan tidak ada satu hari pun yang dilewatkan Ikarus untuk tidak datang ke rumah sakit. Pria itu bahkan seringkali menghabiskan malamnya dengan terjaga, hanya untuk memastikan Hera baik-baik saja.“Nggak, Tante. Saya cuma mau memastikan bagaimana kondisi Hera.”“Kata Dokter Rasya dia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dia nggak lagi bingung dan ketakutan seperti saat awal-awal dia siuman.” Miranda kemudian bangkit, “Mama keluar sebentar untuk telepon, boleh? Biar ditemani sama Ikarus dulu ya, Sayang.”“Iya, Ma.” Meskipun tidak ingat apa-apa, namun Hera tahu jika perempuan paruh baya bernama Miranda Jessica itu adalah ibunya. “Ikarus, titip Hera sebentar, ya? Tante mau telepon kantor dulu.”“Iya, Tante.”Sepeninggal Miranda
Read more
23. Back to Jakarta
“Welcome home?”Suara itu membuyarkan lamunan Ikarus. Pria itu menolehkan wajah dan mendapati Bella sudah berdiri di ambang pintu rumah.Entah sudah berapa lama ia tidak menyambangi kediaman keluarganya yang ada di Jakarta. Terakhir adalah saat pernikahan Althaia—kakaknya yang menikah, tepatnya satu tahun yang lalu.Ikarus mengulas senyuman tipis lalu berhambur memeluk Bella, ibunya. “Apa kabar, Ma?” bisik Ikarus lirih.“Nggak baik gara-gara kangen sama anak Mama yang paling ganteng sedunia.” Bella mengusap wajah Ikarus dengan lembut. “Mama benar-benar nggak nyangka kalau kamu akan pulang ke Jakarta, Bang.”Ikarus terkekeh lalu keduanya melangkah ke dalam rumah. Terakhir kalinya ia menyambangi kediaman orang tuanya, rupanya tidak ada yang berbeda. “Aku di Jakarta cuma sementara, Ma.”“Sementara tuh berapa lama, Bang?” Keduanya bergerak menuju dapur, Bella kemudian membuka lemari pendingin, menuangkan orange juice ke dalam gelas, lalu mengangsurkannya kepada Ikarus.“Entahlah. Rumah se
Read more
24. Bertemu di Jakarta
“Lo udah ketemu sama Pak Julius, Rus?”Suara Ares mengiringi perjalanan Ikarus yang saat ini tengah menuju kantor MJ Entertainment.“Mm…” Ikarus hanya bergumam. Tatapnya lurus ke depan, mengingat bahwa sudah bertahun-tahun tidak menginjakkan kakinya di ibu kota, Ikarus mau tidak mau harus fokus dengan maps yang menunjukkan jalan yang ditujunya. “Gue nggak pernah suka dengan jalanan Jakarta. Kalau nggak ugal-ugalan, macet di mana-mana.”“Lo lagi nyetir? Mau ke mana?”“Gue mau ketemu sama Hera. Kalau di Bali bisa kali gue nyetir 15 menit. Tapi di Jakarta, gue udah nyetir setengah jam lebih dan nggak sampai-sampai gara-gara macet.”“Emang paling benar lo tuh di Bali, Anjing. Mending balik aja, deh. Mumpung lo belum efektif kerja di sana, kan?”Ada kekeh singkat dari bibir Ikarus. “Lama-lama bini lo cemburu sama gue, Babi.”“Bodo amat. Lo tahu kan kalau gue—”“Lo juga tahu alasan gue nekat sampai sejauh ini, kan? Hera sempat hamil anak gue, Res. Gue juga turut andil di dalamnya. Gue nggak
Read more
25. Quality Time
“Kira-kira kamu bakalan dicariin nggak kalau aku ajak belanja dulu?”Hera yang tengah duduk sembari menonton serial Netflix kemudian menoleh. “Belanja?”“Iya. Di sini nggak ada apa-apa, dan aku nggak mungkin nggak ngasih kamu apa-apa, kan? Kamu nggak haus?” tanya Ikarus. “Padahal Jakarta panas banget. Gimana kalau kita jajan es krim?”“Emang aku anak kecil?” cibir Hera sembari memutar matanya.Ikarus tergelak. “Kedai gelato di Bali kebanyakan didatangi orang dewasa, Ra. Kayaknya nggak masalah kalau kita jajan es krim juga di Jakarta.”“Boleh, deh.”“Aku coba izin sama Wafa dulu, ya. In case dia nyari kamu.”Hera mengangguk. Membiarkan Ikarus meraih ponselnya untuk menghubungi adiknya lalu berjalan menjauh. Lalu tak berselang lama, Ikarus sudah kembali. “Berangkat sekarang? Atau mau lanjut nonton lagi?” kekeh Ikarus.“Berangkat sekarang aja.” Hera kemudian bangkit dari duduknya. “Aku udah menemukan kegiatan untuk mengusir kebosanan,” ujarnya di sela mereka melangkah meninggalkan unit
Read more
26. Permintaan Ikarus
“Good morning, Bang.” Suara Bella membuat Ikarus yang baru saja menuruni anak tangga lantas menoleh. “Mama sengaja bangun lebih awal karena tahu kamu bakalan pergi pagi.”“Good morning, Ma.” Ikarus kemudian mengayunkan langkahnya menuju dapur lalu mendaratkan kecupan di pipi ibunya. “Jangan capek-capek, Ma. Anak Mama udah bisa cari uang sendiri, Mama nggak usah repot-repot masak begini.”“Kata siapa? Papa mau makan apa nanti, Bang?” Suara itu membuat Ikarus dan Bella kompak menoleh lalu keduanya terkekeh. Kairav juga terlihat sudah rapi dengan setelan kerjanya.“Nggak usah cemburu dong, Pa. Aku cuma dimasakin Mama pagi ini doang,” kekeh Ikarus lalu menghampiri Kairav yang sudah duduk di meja makan.“Abang mau dibuatin teh atau kopi?” tanya Bella.“Mm, ada susu coklat hangat aja nggak, Ma?”“Sejak kapan kamu minum susu coklat, Bang?” Namun Bella kemudian membuka lemari dapur, mengeluarkan sebuah toples yang berisikan susu coklat milik Minerva.“Minerva belum bangun, Ma?”“Dia masih shi
Read more
27. Donat dan Strawberry
“RUS!”Suara panggilan itu membuat lamunan Ikarus terburai. Pandangannya lantas meninggalkan kemana menghilangnya Hera dan Miranda, lalu tersenyum lebar begitu mendapati Althaia melangkah menghampirinya.“Astaga, Tha! Kakak ipar gue udah DP duluan apa gimana, sih? Lo kenapa cepet amat buntingnya?”“DP pala lo! Sempat test drive, sih. Cuma masalahnya kalau dihitung-hitung ini bayi bukan hasil dari test drive itu.”“Dasar orang gila!”Althaia terkekeh sembari mengusap perutnya yang membola. “Lo ngapain sih ke sini? Kangen sama gue lo, ya? Ngaku!”“Nggak usah geer!” Ikarus menghela napas. “Kenapa nggak cuti aja, sih? Lo udah susah jalan gini.” Langkah keduanya terayun menuju salah satu kedai kopi yang ada di lobi rumah sakit. Setelah memesan beberapa minuman, Ikarus dan Althaia duduk di salah satu bangku yang kosong. Ikarus sedikit mencondongkan badan, ia tidak berbohong bahwa sejak tadi ia khawatir dengan kondisi Althaia.“Kalau gue cuti sekarang, waktu gue sama anak gue setelah lahir
Read more
28. Masa Lalu Ikarus
[Heraia Cassandra: Kamu udah mulai kerja hari ini, ya?][Heraia Cassandra: Happy working.]Ikarus mengulas senyuman tipis saat membaca pesan dari Hera. Pria itu baru saja akan membalas pesan itu saat nama ‘Ares’ sudah lebih dulu muncul di layar.Ikarus menghembuskan napas perlahan. Lalu, “Hm?”“Lo udah sampai hotel?”“Baru sampai di basement. Kenapa, sih?”Selain sibuk merecoki hidupnya, sejak kemarin Ares selalu mencari perhatian Ikarus. Entah untuk membahas report atau apapun soal pekerjaan. Dan Ikarus mulai jengah.“Gimana perasaan hari pertama lo? Deg-degan, nggak?”“Kalau nggak ada yang penting gue tutup.”“Babi! Tungguin woy!”Ikarus menghela napas panjang dengan satu tangannya yang terselip di saku celana. Ia kemudian melangkah meninggalkan basement untuk segera menuju ke lobi.Setelah keluar dari lift, Ares kembali bersuara. “Bakalan ada EAM yang nungguin lo di lobi. Jangan terlalu kaget.”“Dah kan? Gue tutup.”Setelah mengakhiri panggilan itu secara sepihak, Ikarus menghentik
Read more
29. Berbincang dengan Dokter Kiev
“Saya mau kamu jaga Hera selagi saya bekerja. Dia amnesia dan nggak ingat apa-apa di masa lalu. Jadi, jangan pernah kamu membahas hal-hal yang berkaitan dengan masa lalunya.” “Baik, Nyonya.” “Ah, satu lagi. Kalau nanti ada temannya Hera yang datang, namanya Ikarus. Kamu awasi, ya. Laporkan apa saja yang diobrolin sama mereka. Apapun yang dilakukan sama mereka. Kalau perlu kamu foto dan kirimkan saya. Jangan sampai dia macam-macam selama saya nggak ada di sini.” “Ba-baik, Nyonya. Ada lagi?” “Nggak ada. Ya sudah kalau begitu. Ayo kamu ikut masuk dulu. Saya akan bicara dengan Hera dan memperkenalkan kamu sama dia.” “Baik, Nyonya.” Baik Miranda maupun Mirna lantas berbalik, keduanya mengayunkan langkahnya menuju ke ruang rawat Hera. Begitu tiba di sana, pandangan Miranda lantas tertuju pada Hera yang kini tengah memegang iPadnya. “Sayang… kamu harus istirahat. Kenapa malah nonton film, sih?” tegur Miranda. “Aku bosan, Ma.” Hera mengunci iPadnya lalu menatap Miranda yang kini berjal
Read more
30. Video Call
“Hai…” Sapaan sekaligus sentuhan di pundaknya itu membuat Hera kemudian menoleh cepat. Ikarus kemudian berjongkok di hadapan Hera dengan satu lututnya yang bertumpu di rerumputan. Wajah pria itu sedikit mendongak. “Lagi ngelamunin apa, sih?”Hera menggeleng. “Tadinya aku nggak kepikiran kalau kamu bakalan ke sini. Soalnya WhatsApp-ku sama sekali nggak kamu balas.”“Maaf, ya?” Ikarus meraih tangan Hera ke dalam genggamannya. “Tapi kamu baik-baik saja, kan?”Hera mengangguk. “Aku baik-baik saja, kok. Aku cuma sedikit bosan.”“Tahan dulu, ya? Tadi Dokter Kiev bilang Minggu ini kamu udah dijadwalkan untuk operasi.”“Iya…” Hera menggigit bibirnya. “Tapi aku takut, Rus.”“Takut kenapa? Dokter Kiev adalah dokter terbaik di rumah sakit ini,” ujar Ikarus. “Gimana kalau kamu udah sembuh nanti kita jalan-jalan ke Kota Tua.”“Kota Tua tuh, mana?”“Ya di Jakarta.” Ikarus terkekeh. “Kalau aku ngajak kamu jalan jauh, bisa-bisa aku dilaporkan ke polisi disangkanya aku nyulik kamu.” Pandangan Ikarus k
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status