Share

Pelajaran berharga

Mau tak mau Danu harus menimba air sumur untuk mengisi bak mandinya. Beberapa kali ia menimba air membuatnya berkeringat, maklum saja dia tak pernah susah selama ini. Usai mengisi bak air, Danu beristirahat sejenak sambil mengusap peluh yang mengucur di dahinya.

"Capek nya ngisi bak air mandi. Coba aja di kamar mandi kamarku, tinggal puter langsung mancur," keluhnya lirih. Ia duduk sejenak di teras dapur sambil melepas kaosnya. Danu berpikir sejenak. "Baju ini kalo kotor mau nggak mau, aku yang nyuci juga," pikirnya. Danu menepuk jidatnya.

"Sib, nasib! Gini amat sih, mana semuanya masih manual," gerutunya dalam hati.

Tiba-tiba ada yang menepuk punggungnya dari belakang.

"Katanya mau mandi, kok masih duduk disini?" Suara Pak Husen mengejutkan Danu. Ia spontan menoleh.

"Eh, Bapak. Kaget saya." Danu mengusap dadanya yang putih mulus.

"Kenapa belum mandi juga?"

"Anu, Pak ... saya istirahat dulu, capek nimba air," ungkap Danu nyengir kuda.

Pak Husen tertawa mendengar ungkapan Danu.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status