Comeback

Comeback

Oleh:  Annchi Liem  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
15Bab
1.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Yang diinginkan Anya adalah menikmati hidupnya dengan tenang setelah banyak kejadian yang membuatnya takut pada pria, terkecuali pada Ayah dan saudaranya. Tapi semua berubah setelah Sean datang kembali ke hidupnya dan memporak-porandakan kehidupan tenangnya dan memicu kembali trauma yang telah ia tutupi hingga membuatnya menjadi seperti saat ini. "You miss me? Sudah lama kita tidak bertemu, how are you?" tanya Sean sambil menghimpit tubuh kurus Anya ke dinding lift, hanya ada mereka berdua saja di sana. "In your dream!" maki Anya sembari mendorong tubuh Sean menjauh meski hal itu sia-sia. "Really? Tapi sepertinya hatimu tidak sama dengan bibirmu yang manis itu," ujar Sean dengan seringai mengerikan di bibirnya.

Lihat lebih banyak
Comeback Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
15 Bab
Part 1
Tidak ada yang kurang dari seorang Anya, wajah yang cantik seperti IU, berpendidikan tinggi, karir yang bagus di usia muda, ramah dan ceria. Sempurna bagi yang baru mengenal seorang Anya, tapi tanpa mereka ketahui bahwa banyak cacat yang disembunyikan di balik kesempurnaannya. TokTokTok“Anya! Selamat siang! Bagaimana hari ini?” sapa Gifa, senior sekaligus teman Anya di kantor. Bekerja di perusahaan ternama sekaligus besar, membuat kebanggan tersendiri bagi semua orang, termasuk Anya sendiri. Mendapat pekerjaan yang bagus dan lingkup pertemanan yang baik membuat Anya merasa lega sekaligus bersyukur. Meski dia tau bahwa banyak pihak yang hanya memanfaatkan dirinya, bagi Anya tidak masalah. “Waalaikumsalam, Mbak Gifa,” sahut Anya di balik layar komputer. Gifa hanya tertawa geli begitu mendengar jawaban dari Anya yang secara tidak langsung menyindir dirinya. “Aduh ... Bu manager, pintar banget, sih, n
Baca selengkapnya
Part 2
Sebagai seorang anak, terlebih lagi anak perempuan tunggal, Anya selalu merasa bahwa Ayah dan Aditya terlalu posesif padanya. Dimulai dari sekolah yang dipilih oleh Anya hingga teman-temannya. Banyak aturan yang ditetapkan oleh sang Ayah terlebih lagi setelah kejadian yang menimpa Anya sepuluh tahun lalu. Sementara Anya tidak ambil pusing lagi, dia mengerti akan kekhawatiran keluarga besar perihal traumanya yang belum sembuh benar. “Pa, Anya mohon izin mau ke rumah Mbak Gifa, boleh?” tanya Anya malam itu di ruang santai keluarga. Ayahnya yang sedang bermesraan dengan sang Ibu terdiam sejenak. “Gifa yang penampilannya nyentrik itu, kan? Yang berhijab tapi kayak selebgram itu?” tanya Andi. Anya mengangguk membenarkan. Bisa dibilang awal pengenalan antara Gifa dan keluarga besar Anya bukanlah perkara mudah, terlebih lagi Gifa itu memiliki saudara laki-laki. Entah apa hubungannya, yang jelas Ayah dan Aditya sangat-sangat tid
Baca selengkapnya
Part 3
Suasana Bandara Halim Perdana Kusuma begitu sibuk, kepergian dan kedatangan silih berganti dimulai dari domisili hingga internasional. Ada yang menjemput hingga mengantarkan kerabat sampai teman menuju tempat yang diinginkan. Sungguh sibuk, seperti tidak ada istirahatnya. Seorang pria dewasa berjalan dengan langkah penuh percaya diri sambil menyeret koper menuju pintu keluar. Menjadi pusat perhatian bagi semua orang terlebih lagi wanita yang berdecak kagum akan ketampanannya, sekilas mirip seperti Chris Hemsworth. Dengan rahang yang terkesan tegas dan bulu halus di sepanjang rahang, semakin membuat daya tarik tersendiri bagi para wanita. Ditambah lagi dengan setelan mahal yang melekat di tubuh pria itu yang harganya bisa mencekik bagi yang mengetahui mereknya. Tidak jarang wanita melirik dua kali ke arah pria itu. “Selamat siang, Tuan Sean. Saya Eliandro, asisten Tuan besar untuk menjemput Tuan,” sapa pria paruh baya, Eliandro pada pria it
Baca selengkapnya
Part 4
Berkali-kali Anya berteriak meminta tolong, hingga membuat semua penghuni rumah bangun di tengah malam dan berlari ke dalam kamar wanita itu dengan segera. Takut terjadi hal yang tidak diinginkan terjadi pada putrinya, Andi dengan sigap mendobrak pintu kamar Anya dibantu oleh Aditya. Begitu pintu terbuka, dengan segera mereka memasuki kamar tersebut. Memeriksa adanya bahaya yang menimpa Anya. Tapi yang mereka temui bukanlah hal yang mereka pikirkan, pasalnya Anya berteriak meminta tolong dengan mata masih terpejam dan keringat membasahi seluruh tubuhnya.“Anya! Anya!” panggil Diyah panik, mencoba menyadarkan Anya yang masih berteriak meminta tolong dalam keadaan tertidur. Memukul pipi wanita itu berharap agar lekas tersadar, namun hasilnya nihil. Anya tetap tidur dan berteriak meminta tolong sambil memanggil anggota keluarganya. Diyah semakin panik melihat keadaan putrinya.“Anya! Vania Kananya Bagaskara Putri!” teriak Diyah memanggil nama lengk
Baca selengkapnya
Part 5
Suasana di rumah Dirgantara pagi itu kacau. Sangat kacau. Seluruh penghuni rumah berkeliling rumah menuruti perintah sang tuan rumah yang sedari tadi heboh sendiri. Tidak ada yang membantah perintah dari Nyonya besar yang heboh karena kehilangan putra bungsunya. “Cari Dave sampai ketemu! Atau kalian tidak aku gaji sampai seumur hidup!” ancam Irina pada setiap maid yang lewat di hadapannya untuk mencari Tuan Muda mereka. “Kau tidak perlu sepanik itu, Irina. Mungkin saja Dave sudah pergi ke sekolah bersama teman-temannya sekarang,” ujar Andrew menuruni tangga sembari memasang dasi sendiri. Dia itu tidak ubahnya seperti saat masih membujang, padahal sudah menikah dan memiliki anak. Tapi semuanya dia lakukan sendiri, dimulai dari menyiapkan pakaian hingga memasang dasi, semua Andrew lakukan sendiri. Sedangkan Irina seolah tidak peduli dengan sang suami. Sebenarnya mereka ini adalah korban dari pernikahan bisnis antara
Baca selengkapnya
Part 6
Masa lalu pasti akan terulang kembali. Itu yang ada di pikiran Anya setelah sadar dari pingsannya begitu melihat Sean di antara banyak orang yang mengerubunginya. ________________________________________  Pingsannya Anya membuat satu kantor heboh, terlebih lagi setelah melihat atasan baru mereka, Sean dengan cepat menggendong Anya tanpa memperbolehkan orang lain melakukannya. Para karyawan hingga Gifa merasa aneh melihat Sean melarang siapa pun menjenguk Anya di ruangannya selain dokter yang dipanggil. Gifa yang notabene telah mengenal Anya dan keluarganya cukup lama merasa penasaran dengan atasan baru mereka itu, tapi dia tahan untuk sementara sambil menunggu Anya sadar dari pingsannya.“Kau seharusnya tidak melakukan itu, Son. Mereka bisa curiga denganmu dan Anya,” celetuk Andrew begitu melihat Sean yang masih menggenggam tangan Anya erat, seolah-olah tidak akan melepaskannya sejengkal saja, sementara Anya m
Baca selengkapnya
Part 7
Setiap wanita pasti akan merasa iri hanya dengan melihat Anya. Memiliki wajah yang cantik, mata bulat dan hitam, hidung bangir, bibir tipis dan merona, alis yang tegas, pipi tirus, kulit putih pucat, bulu mata lentik, rambut panjang terurai, tinggi dan berat badan ideal. Tidak hanya itu saja, karir Anya juga cemerlang. Baru bergabung di D'Star Corporation, posisi manager pemasaran telah dia duduki tanpa adanya campur tangan orang lain. Hal itu semakin membuat Anya terkenal di antara para karyawan, terlebih lagi kejadian ketika penyambutan CEO baru kemarin.Bagaimana tidak heboh jika CEO baru mereka sendirilah yang langsung menggendong Anya, tidak memperbolehkan seorang pun untuk menyentuh wanita itu selain dirinya. Bahkan beliau mengancam mereka yang akan menyentuh Anya meski hanya seujung kuku. Siapa yang tidak akan iri di perlakukan istimewa seperti itu.“An, mereka ngomongin kamu lagi,” bisik Gifa pada Anya yang asyik menyantap semangkuk bakso yang baru
Baca selengkapnya
Part 8
Tubuh Anya merosot ke lantai begitu dia sampai di ruangannya. Dengan tubuh bergetar, dia bersandar di balik pintu masuk sambil menormalkan nafasnya yang terputus-putus. Jantungnya berdegup kencang seolah-olah akan meledak, nafasnya memburu seperti dikejar orang, kepalanya pusing dan perutnya mual dan dia tahan dengan menutup mulutnya menuju wc yang tersedia di ruangannya. Semua makan siang yang dia santap tadi seketika keluar semua hingga membuat tubuhnya lemas.Ketakutannya kembali kepermukaan. Setelah sekian lama, kini penyakitnya kembali kambuh. Meski pun sering konsultasi dengan psikolog pribadi, Anya tidak pernah merasa sakit seperti ini. Ketakutan di masa lalu kembali muncul semenjak pemicunya kembali setelah sekian lama menghilang tanpa jejak dan tanpa pertanggungjawaban setelah membuat Anya seperti sekarang. Tidak ada orang yang rela berada di posisi Anya. Di saat anak muda sibuk bergonta-ganti pasangan, Anya hanya sibuk mengobati traumanya yang mendera di ingatannya.
Baca selengkapnya
Part 9
Gigi Sean bergemeletuk, rahangnya mengeras, kepalan tangannya menguat, geraman juga terdengar darinya begitu melihat Anya pergi dari hadapannya dengan seorang pria yang tertutup helm. Tanpa basa basi, Sean segera masuk ke dalam mobilnya lalu membuntuti Anya dari kejauhan. Dia tidak rela bila ada pria lain yang mendekati Anya selain dirinya. Bahkan dia sekarang mulai melakukan penyelidikan terhadap siapa saja pria yang sedang dekat dengan Anya, entah itu di kantor atau di luar sana.Sementara itu Aditya dan Anya hanya berdiam diri sepanjang perjalanan pulang. Tidak ada yang ingin membuka percakapan seperti biasa bila bersama, padahal banyak pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi kepala mereka berdua, tapi tidak ada yang berniat untuk bertanya. Mereka tenggelam pada pemikiran masing-masing. Aditya yang bertanya-tanya siapa pria yang memegang tangan sang kakak, sedangkan Anya was-was apabila Aditya bertemu dan mengenali Sean sebagai kisah kelam yang menyebabkan dia seperti ini.
Baca selengkapnya
Part 10
Suara tawa Sean menggelegar hingga terdengar sampai luar ruangan itu, membuat sekertaris yang berada di depan pintu itu memgkerut takut. Bukan hanya sekretaris, para karyawan yang akan melaporkan perkembangan perusahaan juga menciut tidak berani. Pasalnya, bos besar mereka saat ini terkenal akan kekejamannya, hingga mereka yang awalnya memberanikan diri ingin menemui Sean mendadak takut dan ciut.Sementara di dalam ruangan, Sean tertawa terbahak-bahak begitu membaca laporan yang diinginkan hingga dia tidak bisa tidur, dari asistennya. Dalam hati dia tidak menyangka bahwa pria yang menjemput Anya kemarin adalah adik dari wanita itu sendiri. Seharusnya dia tidak merasa cemburu pada bocah yang sepuluh tahun lalu mengibarkan bendera perang padanya.Flashback onSiang itu, Sean nekad mengantarkan Anya pulang meski berulang kali Anya menolak dengan alasan dia tidak mau merepotkan pria itu. Dengan motor sport terbaru hadiah dari sang kakek bulan lalu, dia mengantarkan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status