Share

Bab 77

"APA?!" serempak Ina dan Nisa berteriak. Mereka langsung bergidig ngeri. Apalagi Ina. Ia tinggal satu rumah dengan pembunuh?

Dan di rumah Nisa sedang sendirian. Baru saja Iman pergi ke rumah Anto.

"Barangkali ada kerjaan yang ada duitnya." begitu kata Iman tadi.

Mereka menatap Rima dengan netra terbuka sebesar - besarnya.

Rima tersadar telah membuat mereka takut.

"Dalam pikiran Saya, Bu. Saya tidak ingin melihatnya lagi."

"Ooh, syukurlah." mereka menghela nafas lega.

Bugh!

Ina menonjok bahu Rima.

"Ngagetin aja!" omelnya. Nisa juga mengelus dadanya.

"Jadi bagaimana? Kamu siap kerja nanti malam?"

"Siap, Bu."

Ina tersenyum.

"Mudah - mudahan Dia nggak ngecewain Kamu, Nisa."

"Ya. Tapi Kamu juga tolong masuk dulu untuk ngajarin Dia, ya?"

"Kan ada Anet."

"Yailah, segitunya. Udah nggak mau ke warung lagi ceritanya?" Nisa berlagak cemberut.

"Iya - iya! Sensi amat, sih?" Ina menoyor kepala Nisa. Rima memperhatikan semua itu dengan keheranan yang tidak dapat disembunyikannya.

'Mereka ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status