Share

Bab 98

Nisa menolak. Ia enggan bila harus ke Rumah Sakit lagi.

"Nisa di sini cuma pengen istirahat." Wida menghela nafas.

"Pengobatanmu harus tuntas, Nak. Bagaimana kalau nanti perutmu sakit lagi?" Nisa membayangkan saat dirinya menangis dan menjerit karena perutnya yang sakitnya tidak tertahankan. Ia bergidik.

"Nanti Vaya akan menemanimu."

"Vaya?" Nisa membayangkan asisten kepercayaan Mamanya itu. Gadis cantik dengan jilbab yang menutupi dadanya. Gadis cantik dengan kepercayaan diri yang tinggi. Wajarlah, ia sarjana accounting lulusan universitas ternama. Tapi kenapa Ia mau bekerja di catering mamanya, ya? Lalu kenapa juga ia mau menemaninya ke Rumah Sakit?

"Ayok, Mbak." ajak Vaya dengan senyum manisnya melihat Nisa sudah siap.

"Hati - hati, Nak." Wida melepas mereka dengan harapan besar atas kesembuhan Nisa.

Nisa membiarkan lengannya di rangkul oleh Vaya saat mendudukkannya di dalam BRV milik Wida dan membantu memasangkan sabuk pengdamannya.

"Aku bisa." ketus Nisa. Ia merasa diangg
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status