Share

Bab 97

Tentu saja Doni tidak mau Mamahnya bertambah sakit karena Iman yang tidak sabaran.

"Tapi Doni ijinin sekolahnya ya, Bang?" pintanya pada Nino.

"Beres!" Nino meengacungkan jempolnya. Ia juga memberi uang untuk Doni membeli makanan.

"Pulang kerja Bang Nino dan Mbak Wiwi langsung ke rumah sakit. Kamu bisa pulang. Tapi sebentar aja."

"Kok sebentar? Bang Deni kapan jatah jagain Mamah?"

"Dia 'kan pulangnya udah malem terus. Kasihan. Pagi - pagi harus berangkat kerja lagi."

"Oh." Doni mengangguk mengerti.

"Malam sampai siang Kamu tetap yang jagain Mamah."

"Doni nggak sekolah lagi?"

"Nggak. Sampai Mamah pulang. Paling 3 hari, kan Oma nyuruhnya begitu." Doni mengangguk. Sebenarnya ia senang menemani Nisa di rumah sakit. Nisa juga merasa nyaman berada bersama si bontotnya ini.

Iman hanya menjenguk seperti orang lain yang menjenguk. Sebentar saja. Ia tidak sanggup melihat wajah istrinya yang pucat seputih kertas. Ia mengeluhkan itu pada saudara - saudaranya.

"Aku nggak tega. Nisa sampai sepu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status