Share

Kenyataan Pahit

“Nona Almeera?” Panggilan dari seberang menyadarkan dari lamunan.

Gadis itu sontak menarik napas panjang sebelum akhirnya menjawab. “Iya, Tuan, ada apa?”

“Tolong, temui saya segera di Kafe Upgrade, sebelah kanan poliklinik anak. Saya ada di meja nomor sebelas, Nona,” ujar sang pengacara.

“Baik, Tuan, saya akan ke sana sekarang.”

Almeera pun merapikan diri sejenak.

Sesudah menitipkan Rifki pada perawat, gadis itu turun dengan lift untuk menuju ke lantai satu dan menemukan kafe yang dimaksud oleh sang pengacara.

Pandangan matanya mengarah kepada seorang pria berkacamata yang mengenakan dasi berwarna biru.

Pria itu juga membawa tas kerja berukuran besar.

Almeera yakin bila dia adalah pengacara yang diutus oleh Kaisar.

“Halo, Pak Arjuna?” sapa Almeera.

“Halo, Nona Almeera. Saya Arjuna Handoko, pengacara yang mewakili Tuan Kaisar. Silakan duduk, Nona,” kata pria itu memperkenalkan diri.

Tak berselang lama, Tuan Arjuna menyodorkan map berwarna merah ke tangan Almeera.

“Saya akan lan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status