Share

Bab 14. Dia Bilang Apa?

"Panas ya Mas?" Saat Eka masih tertegun karena dibentak Mas Asep, aku berlagak sok simpati. Meniup tangan Mas Asep. "Ya ampun, Mas."

Mengambil kesempatan dalam kesempitan, sepertinya itu yang harus aku lakukan.

"Panas banget, Dek." Sepertinya yang dikatakan itu benar, dari wajahnya pun nampak kesakitan.

"Harusnya kamu itu hati-hati. Kerja nggak becus! Jalan itu pakai mata dong!"

Eh, tanpa diduga, Mas Asep malah masih terus membentak Eka.

"M-maaf."

Wajah Eka nampak semakin pias. Pelakor Itu sepertinya begitu kaget dengan kejadian ini. Feelingku mengatakan, sepertinya ini hal baru bagi Eka. Dibentak oleh Mas Asep. Mungkin selama ini yang dia terima hanya sikap manis saja.

"Bisanya hanya maaf saja! Dasar nggak guna!" timpal Mas Asep lagi.

Aku? Tentu senang dong menyaksikan kejadian seperti ini. Ini baru awal sih.

"Lain kali kamu jangan ceroboh ya, Ka. Kasian banget loh ini Mas Asep baru pulang kerja, capek, haus. Eh malah kamu giniiin," ucapku sok perhatian.

Tugasku disini, h
Anggrek Bulan

Selamat pagi.. selamat membaca ya.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status