Share

Positive

Tari dan Naya melangkah tertatih ke arah penjual rujak yang mangkal di simpang jalan tak jauh dari area parkir rumah sakit. Hari ini kebetulan cuaca sedang terik-teriknya. Entah kenapa, tiba-tiba ingin sekali rasanya Naya menikmati makanan yang berbahan dasar buah-buahan segar itu dengan sambal yang pedas. Kelihatannya segar.

"Yakin mau beli, Naya biasanya kamu tak suka rujak deh? Bukannya kamu gak suka ya sama yang beginian?" tanya Tari.

"Iya sih tapi hati ini pengen saja, Tari. Kelihatannya seger."

"Ya deh."

Mereka mendekat lalu memesan. "Sepuluh bungkus, Bang."

"Eh busyet banyak amat, Naya?"

"Yang lima buat kamu, yang lima buat aku pas kan."

"Naya, aku tak suka."

"Aku beli buat Mama kamu, bukan buat kamu." Jelas Naya.

Tari mengangguk. "Baiklah itu memang kesukaan Mama sih."

"Makanya."

Setelah memakan waktu dua menit motor hitam Naya mulai memasuki gerbang yang sudah terbuka. Sesaat jantung Naya mulai berdegup kencang. Mendadak gugup melihat area istana yang seperti penjara itu.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status