All Chapters of Pembalasan Istri Sah Yang Disia-siakan: Chapter 121 - Chapter 130
177 Chapters
Bab 121 ( Rencana Papamu)
Aku memilih duduk di tepi kasur spring bed berukuran king size. Sedangkan Abian memilih untuk duduk di set sofa yang terdapat dalam kamar hotel ini. Setelah ciuman yang kami lakukan beberapa saat lalu membuat suasana terasa sangat canggung satu sama lain. Begitu banyak kejadian yang terjadi hari ini dan Itu semua terjadi begitu saja dan rasanya begitu menyesakkan dada."Mawar," Abian memulai sebuah pembicaraan."Aku belum selesai dengan Mas Akbar dan Mulan, aku ingin menemui mereka berdua…"Aku dapat melihat Abian memandang ke arahku dengan tatapan dinginnya."Jadi, Video tadi belum cukup?"aku menggeleng cepat dan bangkit dari tempat dudukku. Berjalan mendekati Abian yang masih setia menatap wajahku. Tatapannya begitu mengintimidasi dan terlihat begitu waspada."Tolong berikan padaku, aku mohon Abian." Ku ulurkan tangan kananku, mencoba untuk mengambil hati Abian agar mau memberikan kunci kamar.Abian menyilangkan kaki kanannya agar bertumpu pada kaki kirinya. Ia terlihat begitu sant
Read more
Bab 122 ( Keluarkan Isi Hatimu! )
"Apa salahku sampai-sampai harus menghindari orang brengsek itu!" aku menepis kedua tangan Abian dan mendudukkan tubuhku di atas Sofa yang tadi Abian duduki."Dia yang salah, dan kenapa harus aku yang menghindar? Seharusnya dia…seharusnya dia merasakan apa yang aku rasakan. Rasa perih yang diciptakannya padaku harus dibayar sama." Aku tak dapat mengendalikan emosi. Nafasku memburu dan dadaku terasa begitu sesak memikirkan bagaimana panasnya percintaan Akbar dan Mulan.Abian menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskan secara perlahan-lahan. Pria itu tampak terlihat begitu sabar dalam menghadapi diriku yang sudah mulai kehilangan akal sehat. "Berikan kuncinya, padaku!" teriakku tak peduli jika Abian menganggap diriku wanita gila sekalipun."Kau tidak akan pernah bisa mengerti perasaanku, karena kau belum pernah menikah dan begitu mencintai orang yang telah mengkhianati pernikahan. Sebuah janji sakral itu sudah ternoda dengan orang ketiga, kau tak akan pernah mengerti Abian, tak akan
Read more
Bab 123 ( Mandi Basah 21+)
Abian menempelkan bibirnya pada bibir Mawar, memaksakan kehendaknya untuk mencicipi manis bibir wanita pujaannya itu."Emh…" suara desahan nikmat keluar dari mulut Mawar.Abian segera menarik resleting gamis bagian depan dada Mawar. Wanita itu terlihat begitu pasrah dan tak menolak sama sekali. Dengan demikian, Abian dapat melihat dan bebas melakukan hal-hal yang ia inginkan. "Kulitmu benar-benar putih dan halus," ucap Abian saat melihat benda kembar yang masih terbungkus oleh dalaman Mawar yang berwarna merah menyala.Mawar hanya tersenyum menanggapi perkataan Abian. Wanita itu tampak begitu terengah-engah setelah mendapatkan ciuman panas Abian.Merasa nyaman, Mawar mendekatkan kepala Abian agar dapat menikmati gundukan daging kembar miliknya.Mengerti situasi, Abian segera meloloskan baju Mawar dan menyisakan bagian tertentu penutup tubuh wanita itu.Abian memperhatikan dari bagian kepala Mawar yang sudah tak mengenakan hijab, wanita itu tampak begitu mempesona dengan rambut hitam
Read more
Bab 124 ( Buat Perhitungan Pada Mereka! )
"Kau habis Mandi, rambutmu terlihat basah." Ulang Mawar yang masih belum puas mendapatkan jawaban dari Abian."Iya," jawab Abian tanpa ingin memperpanjang pembicaraan. Pria itu terlihat keluar dari kamar dan menuju balkon kamar untuk melihat pemandangan luar. Sebenarnya aku ingin sekali mengikutinya, tapi aku tak bisa. Takut jika ada wartawan yang masih berada di luaran Hotel dan mengambil foto-fotoku bersama dengan Abian. Sungguh, aku ingin sekali keluar dari tempat ini dan menyelesaikan rangkaian masalahku bersama dengan Akbar. Seharusnya tidak ada yang perlu ditakutkan, namun hal itu ternyata tidak berlaku pada Papa. Walaupun beliau tidak mengetahui rencanaku, tetap saja Papa masih mau membantuku dengan caranya sendiri.Jimmy, ya pria itu. Dimana dirinya sekarang? Apa Ayah mertuaku mengetahui kebenarannya dan bertindak…tidak!"Abian!"Mendengar teriakanku, Abian bergegas masuk ke dalam."Ada apa?""Tolong berikan kuncinya, aku harus mencari Jimmy. Abian menyipitkan matanya, menc
Read more
Bab 125 ( Partner Kerjaku, Jimmy)
"Apa maksud ucapanmu, Abian? Ini tidak ada hubungannya denganmu, Menikah? Yang benar saja, bahkan aku belum bercerai dengan Akbar." Aku memijat kepalaku yang tiba-tiba saja berdenyut, merasakan sakit karena masalah ini. "Ini hanya sebuah wedding agreement."Tatapanku teralihkan pada Abian, pria itu terlihat bersandar pada lemari pakaian."Dan aku pernah menandatangani kontrak perjanjian seperti itu. Jadi aku mohon Abian, berhentilah merengek seperti anak kecil." Kesabaranku sudah mulai menipis. Rencana yang telah aku susun rapi bersama dengan Jimmy sedikit meleset, bahkan aku tak tahu dimana keberadaan pria tersebut."Aku tidak akan menyentuhmu,""Abian! Aku belum bercerai dari Akbar. Jadi, please…sadarkan dirimu itu."Abian menyilangkan kedua tangannya di dada, senyumannya lenyap begitu saja. Ia kembali terlihat seperti Abian sebelumnya, dingin dan tak tersentuh."Aku tidak ingin mengulang kembali apa yang aku ucapkan. Satu jam lagi kita akan keluar dari Hotel, jadi bersiaplah." Uca
Read more
Bab 126 ( Pesan Wa Membuat Hati Sesak )
"Jadi, dia benar orang yang membantumu?"aku mengangguk mengiyakan dan kembali memandang matahari yang telah terbenam setengah, warna orange begitu memikat hati siapa saja yang melihat pemandangan indah ini."Lalu, dimana Jimmy?""Justru itu, aku tak tahu dimana keberadaannya. Bisakah kau membantuku?"Abian terlihat tersenyum saat pesanan kami sudah datang."Bukankah kau memesan jagung bakar?"aku melihat dua piring yang telah terisi makanan hanya ada pisang gapit."Tidak, aku memilih apa yang kau pilih.""Jangan mengalihkan pembicaraan Abian, tolonglah aku. Tolong suruh anak buahmu untuk mencari keberadaan Jimmy, mungkin saja telah terjadi sesuatu padanya. Atau…Ayah mertuaku sudah tidak, maksudku…ayahku mengetahui kebenarannya."Abian tidak menjawab pertanyaanku, pria itu justru memilih untuk menikmati makanannya sendiri.***"Dimana Ayah, Ibu?"Sania menggeleng, ia masih memenangkan tangisan Nathan. "Biar aku gendong Nathan Bu," Mulan mencoba mengambil Nathan, namun dengan kasar Sa
Read more
Bab 127 ( Kejutan Mulan Untuk Mawar )
Aku dan Abian sampai rumah pada waktu adzan Isya berkumandang. Ternyata tidak hanya ada papa dan Mama, Paman Wibowo dan Paman Hamzah sudah berada di rumah. "Kenapa lama sekali, apa Abian membawamu ke tempat yang tidak-tidak?" tanya Paman Wibowo dengan tatapan menusuk terarah pada Abian."Tidak, Paman. Abian mengajakku ke Melawai dan kami mampir ke Masjid untuk menunaikan sholat Magrib."Baru saja datang, tapi Mereka seperti wartawan yang ingin memperkeruh suasana saja.Aku duduk di sofa samping Mama, wanita berwajah teduh itu kembali menghangatkan diriku dengan menggenggam erat tanganku. Memastikan bahwa keadaanku baik-baik saja."Bagaimana dengan pemberitaan di luaran sana?" Papa mulai membuka pembicaraan."Masih sama, banyak pakar yang ikut campur masalah video itu. Sebagian mereka mengatakan bahwa video itu benar adanya. Tapi pihak Sandoro menentang keras dan mencari siapa pelaku yang berani memfitnah Akbar dengan Video yang mereka anggap itu hanya rekayasa. Untuk sahamnya, sudah
Read more
Bab 128 ( Mencoba Melawan )
"Jangan berani-berani mendekati atau menyentuh diriku lagi. Karena sebentar lagi kau bukan istriku!""Apa maksudmu bicara seperti itu, Mas? Apa kau ingin membuangku setelah banyak hal yang aku korbankan demi masa depan kita!"Akbar mendorong tubuh Mulan agar menjauh, ia mencoba untuk menenangkan dirinya yang sebenarnya diliputi hasrat ingin menyentuh lawan bicaranya."Aku tidak terima Mas! Kembalikan Nathan padaku, kalau kau…""Diam!" Akbar tak dapat mengontrol emosi dalam jiwanya. "Sekali lagi kau berbicara, kau akan merasakan bagaimana rasanya rasa perih itu menjalari seluruh tubuhmu."Mulan mengatupkan bibirnya. Nyalinya menciut saat melihat kilatan kemarahan terpampang jelas di kedua mata Akbar.Mulan melangkah mundur menghindari tatapan mata Akbar. Ia tidak ingin mencari mati, nyawanya harus tetap hidup demi mewujudkan mimpinya sebagai istri satu-satunya Akbar.Ia harus memulai sebuah rencana agar Akbar kembali tergila-gila pada tubuhnya. Apapun itu, Ia harus melakukannya.Akba
Read more
Bab 129 ( Terkunci)
Abian melangkah masuk ke dalam rumahnya. Pria itu terlihat begitu santai saat melangkah, kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman yang terukir jelas di wajahnya."Wah, wah…Sepertinya ada sesuatu yang membuat dirimu terus tersenyum seperti itu."Abian menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah sumber suara tersebut."Kenapa kau ada di rumahku?" Abian menatap malas pada seseorang yang saat ini sedang duduk di sofa ruang tamu."Seharusnya kau berterima kasih padaku. Akulah yang menyebabkan kau tersenyum seperti itu." Aslan menjawab dengan terlihat begitu santai."Tapi gara-gara dirimu, wanitaku mengalami insiden. Kepalanya terbentur dasboard Mobil." Abian ikut serta duduk di hadapan Aslan yang telah dibatasi oleh meja bundar dari kaca."Wanitamu? Yang benar saja, Abian. Mawar itu masih istri Akbar.""Cerewet!" kesal Abian memandang wajah Aslan, sahabatnya itu."Jangan mengatai diriku. Kau akan menyesal jika aku mengatakan bahwa kau dalang dibalik ini semua. Mobil yang mengejar buk
Read more
Bab 130 ( Alasan Berselingkuh)
Aku terus saja menggedor pintu kamar untuk mendapatkan simpati dari Mama atau Papa. Jika terus berada di dalam kamar, bagaimana aku bisa berbicara dengan Papa? Lagi pula, apa salahku sampai-sampai harus dihukum Seperti ini. Aku bukanlah anak kecil yang melakukan kesalahan dan harus berdiam diri di kamar. "MA, PA! Buka pintunya!" teriakku sambil terus menggedor pintu dan berharap ada tanggapan dari kedua orang tuaku itu.Karena tak ada tanggapan, aku memutuskan untuk kembali duduk di tepi ranjang sambil memikirkan cara agar bisa keluar dari kamar.Saat akan kembali menggedor pintu kamar, ponselku berdering pertanda ada seseorang yang meneleponku.Saat memeriksa ponsel, ternyata Abian yang saat ini sedang menelponku."Hallo, assalamualaikum. Apa sebenarnya rencanamu dengan papa?" aku sudah tidak memikirkan asas kesopanan. Tidak peduli jika Abian merasa tersinggung dengan ucapanku bahwa diriku telah bersekongkol dengan Papa mengurungku di dalam kamar.'Apa maksud ucapanmu, Mawar? Aku ti
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
18
DMCA.com Protection Status