All Chapters of Ayah Beranak Tiga yang Hebat: Chapter 111 - Chapter 120
784 Chapters
Bab 111
Yasmin tidak punya mood untuk berbaur dengan suasana ini. Mereka seperti di dua dunia yang berbeda.Yasmin merasa tidak pada tempatnya.Apa Daniel benar-benar hanya memintanya duduk dan melihat mereka bersosialisasi?Kenapa Yasmin merasa Daniel adalah pria yang tidak akan melakukan sesuatu tanpa tujuan?Yasmin melihat Raymond yang sedang duduk di seberangnya. Pria itu juga terlihat normal. Setiap gerakannya anggun dan penuh pesona."Kenapa kamu nggak minum?" Daniel menoleh untuk melihat Yasmin.Di bawah cahaya lampu, mata tegas itu sulit dibaca dan membuat orang ketakutan.Yasmin berbisik, "Apa aku boleh pulang? Aku sungguh nggak berminat dengan hal ini."Malam ini, dia lebih cocok menemani abu ibunya ...."Sabar. Acara utamanya belum mulai."Yasmin langsung merinding. Dia melihat Daniel dengan gelisah. Kalimat 'apa yang ingin kamu lakukan' belum keluar dari mulut Yasmin.Pintu ruang VIP terbuka. Seorang pengawal masuk, lalu dia membungkuk dengan hormat sambil berkata, "Tuan Daniel, se
Read more
Bab 112
Mereka pun sudah tidak punya selera minum alkohol. Mereka tidak tahu sebaiknya meletakkan gelas di tangan mereka atau tidak.Undangan ini seperti sebuah peringatan.Kepala sekolah memang berbeda. Sepertinya Raymond memiliki mental terkuat. Reaksi negatifnya hanya mengerutkan alis.Namun, Yasmin tidak tahan lagi. "Cukup!"Dia mengira dia akan dipermalukan lagi. Dia tidak menyangka akan terjadi adegan kekerasan seperti ini! Apa pun itu, Yasmin sudah tidak tahan.Ekspresi Daniel tampak sangat cuek ketika dia berkata, "Kamu nggak usah memohon untuk mereka. Lanjutkan!"Setelah itu, terdengar teriakan lagi. Tuan Victor terjatuh ke lantai. Dia berguling-guling sambil memeluk tangannya yang dipotong.Berikutnya adalah Tuan Bobby. Ujung pisau yang menusuk tangannya sangat kuat sehingga ia hampir menembus papan lantai.Suara ratapan memenuhi ruang VIP. Orang yang tidak tahu apa-apa akan mengira ini adalah rumah jagal!Darah mengalir ke seluruh lantai. Sangat menyeramkan.Setelah semuanya selesai
Read more
Bab 113
"Nenek bilang Mama sangat capek, jadi kami harus menjaga Mama baik-baik!""Kami sudah besar! Kami kuat!" kata Julius.Yasmin yang terhibur ingin tertawa, tapi air matanya tidak berhenti mengalir. "Ya, kalian sudah besar. Selama ada kalian, Mama senang .... Nanti kita cari tempat untuk Nenek tidur, ya.""Oke ...." Ketiga anak itu memeluk Yasmin dengan erat.Yasmin memeluk mereka kembali sambil menangis.Pada akhirnya, dia hanya bisa bergantung pada anak-anaknya.Di dalam kulkas ada sayuran. Anak-anak sedang bermain di ruang tamu. Yasmin pun memasakkan makan malam di dapur.Saat telur sedang direbus di dalam panci, Yasmin mengeluarkan ponselnya untuk melihat keberadaan Daniel.Pria itu sedang di Grup Naga.Yasmin menggigit bibirnya sambil berpikir. Dulu ketika ibunya masih hidup, Daniel tidak akan masuk rumah. Bagaimana dengan sekarang? Daniel pasti tidak peduli lagi.Yang lebih menakutkan adalah sekarang ada anak-anaknya.Begitu Daniel masuk, dia akan melihat anak-anak. Kalau begitu, ta
Read more
Bab 114
Ketika mereka di luar, Yasmin takut ada yang akan menyadari mereka."Malam mau makan apa? Mama akan memasaknya untuk kalian," tanya Yasmin.Julian mengangkat tangannya sambil menjawab, "Aku mau makan es krim!"Julius dan Julia segera menyahut, "Aku juga!"Yasmin tertawa dengan pasrah. "Makan malam, makan malam. Bukan camilan.""Boleh jadi makan malam," kata Julia dengan imut.Yasmin tidak akan menyetujui itu. Tidak peduli seberapa imut mereka, itu tidak berguna.Kemudian, ponsel di dalam tasnya berdering. Yasmin mengusap kepala mereka sambil berkata, "Pergi main sana. Mama mau mengangkat telepon .... Halo?""Yasmin, ini Tante. Sekarang Tante sudah nggak apa-apa. Mereka nggak punya bukti yang membuktikan kalau aku adalah pembunuhnya. Apa aku yang membunuhnya hanya karena ponsel Sofia di mobilku? Benar-benar konyol! Yasmin, malam ini kita makan bersama, ya?""Hari ini aku baru pergi ke kuburan untuk mengubur ibuku. Aku benar-benar nggak punya selera makan. Lain kali.""Baiklah. Tante ing
Read more
Bab 115
"Lanjutkan," ucap Daniel.Yasmin tercengang sebelum dia sadar dan berkata, "Kamu mau makan di sini?""Apa kamu keberatan?" Daniel menatapnya dengan sinis.Tentu saja Yasmin keberatan!Kalau Daniel tinggal di sini, apa anak-anak di dalam kamar tidak perlu keluar?Yasmin bisa melakukannya, tapi apakah anak-anak bisa tahan dan tidak keluar?Daripada membiarkan Daniel bertemu dengan anak-anak, lebih baik Yasmin dibunuh saja!"Ada apa?" tanya Daniel sambil menatap Yasmin lekat-lekat.Yasmin melihat ke arah balkon sambil berkata, "Sebenarnya, aku sedang malas memasak. Kalau kamu ingin makan, di luar ada banyak sekali restoran kelas atas, kamu makan di sana saja."Daniel tersenyum sinis, tapi senyumannya tidak mencapai mata.Dia melangkah maju, lalu mencengkeram rahang Yasmin. Dia mengangkat rahang Yasmin sehingga wanita itu dipaksa menatap balik matanya."Sepertinya lebih tepat kamu nggak mau memaksa untukku. Karena kamu nggak mau makan, aku memakanmu saja!""A ... apa?" Yasmin tercengang.A
Read more
Bab 116
Yasmin menggigit bibir. Hatinya penuh dengan kebencian!Lalu, dia melepaskan bibirnya dan ada bekas gigi di bibirnya. Dengan mata yang berkaca-kaca, Yasmin mengeluh, "Kenapa kamu harus memperlakukanku seperti ini? Aku nggak melakukan kejahatan apa pun! Walaupun kamu ingin menyiksaku, usahamu sudah cukup, 'kan? Sebenarnya kapan kamu baru akan melepaskanku?! Aku hanya ingin pergi. Makin jauh, makin baik!"Makin banyak Yasmin berbicara, dia makin tidak bisa mengontrol emosinya.Air mata mengalir di pipinya. Dia merasa sedih dan tak berdaya.Dia tidak bisa melihat ekspresi Daniel dengan jelas karena matanya yang berkaca-kaca.Daniel mengernyit, kemudian dia langsung menarik kerah baju Yasmin."Ugh!" Yasmin kesakitan karena lehernya tercekik. Air mata menodai wajahnya yang cantik. Dia terlihat sangat kasihan."Apa kamu sedang bertingkah denganku? Hm?"Yasmin yang sedang menangis tercengang. Dia seolah-olah tidak bisa memahami isi pikiran Daniel.Daniel memperingati, "Aku mengizinkanmu berti
Read more
Bab 117
Daniel melempar menunya dan pelayan wanita itu buru-buru menangkapnya. Lalu, dia membungkukkan tubuhnya sambil melangkah mundur sampai dia keluar dari ruang pribadi.Di ruang pribadi hanya ada mereka berdua, tapi udaranya terasa sangat tipis. Yasmin pun tidak bisa bernapas dengan normal.Dari tadi Yasmin menundukkan kepalanya. Dia juga tidak keberatan ketika dia ditatap orang dengan tidak sopan.Orang yang benar-benar membuatnya marah adalah Daniel ...."Setengah tahun."Awalnya Yasmin tidak mengerti. Setelah tercengang selama beberapa detik, dia baru paham.Rasa gembira yang menyelimuti hatinya langsung membuat wajahnya berbinar-binar. Daniel memberinya batas waktu?Mata hitam Daniel fokus pada wajah cantik itu.Yasmin mencoba menawar, "Apa boleh tiga bulan?"Tatapan mata Daniel menjadi sinis. "Yakin?"Yasmin yang ketakutan berkata, "Setengah tahun saja ...."Dia hampir kehilangan satu-satunya kesempatannya.Walaupun setengah tahun lama, itu masih merupakan sebuah harapan.Daniel menj
Read more
Bab 118
Saat perjalanan pulang, Yasmin yang di mobil melihat pemandangan di luar tidak benar.Dia tidak tahu Daniel mau membawanya ke mana, tapi yang pasti ini bukan jalan pulang ke rumahTujuannya sudah jelas.Yasmin sudah menunda waktu terlalu lama. Bagaimana dia bisa lanjut keluar?"Apa malam ini aku boleh beristirahat?" tanya Yasmin."Kenapa? Kamu mau memanjangkan waktu hukumanmu?""Bukan! Aku hanya lelah sekali. Kalau aku lelah, bagaimana aku bisa menyenangkanmu? Selain itu, hari ini aku baru mengubur ibuku ...." Suasana hati Yasmin menjadi tidak baik. Apa orang ini akan memedulikan itu? Pada saat hari kematian ibunya saja, Daniel tidak melepaskannya.Sebenarnya, Yasmin menjadi anak patuh agar dia dapat pulang lebih cepat.Akan tetapi, malam ini tidak bisa.Dia tidak bisa meninggalkan anak-anak di rumah semalaman ...."Boleh," ucap Daniel.Yasmin tercengang. Dia mendongak dan menunjukkan ekspresinya yang terkejut.Daniel melepaskannya?Daniel memperingati Yasmin, "Kamu masih punya setenga
Read more
Bab 119
Setelah memandikan anak-anak, lalu membiarkan mereka main sendiri di tempat tidur, Yasmin pergi mandi.Sesekali melihat ponselnya sudah menjadi kebiasaan sehari-harinya.Dia melihat lokasi Daniel masih di Grup Naga.Daniel mempunyai bisnis yang sangat besar, jadi tidak berhenti bekerja adalah hal yang wajar.Yasmin meletakkan ponselnya, lalu masuk ke kamar mandi.Ketiga anak kecil berkumpul di tempat tidur. Muka mereka tampak serius dan mereka seakan-akan sedang mendiskusikan hal penting!"Aku rasa ada yang tidak beres!" ujar Julian."Mungkin Mama berbohong?" tanya Julia."Orang itu mirip sekali dengan kita, dia pasti adalah papa kita!" kata Julius. "Karena Mama bilang kita nggak boleh menunjukkan muka kita, mungkin dia khawatir Papa akan mengenali kita.""Tapi, kenapa Mama nggak memberitahunya?" tanya Julia."Karena papa kita adalah orang jahat!" Julian mengingat wajah galak Daniel di lift. Dia mempunyai kesan yang buruk terhadap Daniel."Ya, dia juga bilang ingin makan Mama!" ucap Ju
Read more
Bab 120
Kalau pembunuhnya adalah Daniel, dia tidak akan ketahuan selamanya!Namun, setelah Yasmin memikirkannya, itu tidak mungkin.Kalau Daniel sungguh ingin meregangkan hubungan Yasmin dan Klara dengan menyalahkan Klara, sekarang tantenya sudah dikeluarkan. Apa Daniel akan melakukan sesuatu setengah-setengah?Terlebih lagi, kalau Daniel benar-benar ingin mencelakai Klara, untuk apa dia berbelit-belit seperti ini?Yasmin merasa, meskipun Daniel menakutkan dan kejam, dia selalu melakukan sesuatu dengan tegas. Dia tidak akan pernah memberi orang jalan keluar.Jadi, kalau bukan Klara dan Daniel, siapa?Pikiran Yasmin terasa kacau.Ketika Yasmin berpikir harus menjemput anak-anaknya setelah dia pulang kerja, dia merasa takut dan sakit kepala.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering.Peneleponnya adalah nomor asing.Yasmin menjawabnya, lalu berkata, "Halo?""Halo, ini dari Akademi Pinokio. Untuk lebih meningkatkan sistem pendidikan, sekolah kami telah menawarkan bus sekolah. Saya ingin tahu apaka
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
79
DMCA.com Protection Status