Semua Bab Suami Pengganti untuk Adara: Bab 131 - Bab 140
316 Bab
131). Rafly Gila
"Kamu siapa?"Rafly mengerutkan keningnya sambil menatap pria bermanik abu yang kini berdiri sambil menghalangi Adara. Selama ini, dia memang tak terlalu tahu silsilah keluarga Danendra.Yang Rafly tahu, Danendra memiliki saudara kembar bernama Danishwara. Dia tak tahu jika pria yang dianggapnya merebut Adara itu punya kakak satu ayah bernama Aksara."Seharusnya saya yang tanya, kamu siapa?" tanya Rafly tanpa rasa takut. "Kenapa ada di apartemen Dara?""Lah, kamu ngapain ke apartemen Dara?" tanya Aksa tak mau kalah, sementara tangannya ke belakang seolah sedang melindungi Adara dari Rafly. "Tahu kan, Adara punya suami? Ngapain ke sini.""Ck."Rafly memandang Aksa meremehkan lalu di detik berikutnya dia dibuat terkejut karena pintu apartemen yang semula terbuka sebagian, kini sepenuhnya terbuka setelah Danish menarik daun pintu yang semula dipegang Aksa."Hai, Raf," sapa Danish. "Apa kabar? Waras?""Danish," kata Rafly."Masih kenal ternyata," kata Danish pada Rafly."Kalian berdua ng
Baca selengkapnya
132). Saling Memaafkan
***"Ayo turun."Mobil sedan hitam Aksa baru saja berhenti, Adara langsung membuka pintu mobil lalu lekas turun untuk segera menemui Danendra."Mau ke mana?" tanya Danish."Nemuin Danendra, Nish," kata Adara yang saat ini sudah berdiri di dekat mobil."Tahu kamar rawatnya di mana?" tanya Aksa.Raut wajah Adara berubah cengo lalu di detik berikutnya dia menggeleng. Tadi pagi saat Teresa mengusirnya, Danendra masih di IGD. Itu berarti—otomatis Adara belum tahu di mana suaminya dirawat, sekarang."Enggak," kata Adara singkat."Makanya sabar," ucap Aksa yang langsung membuka pintu mobil lalu menghampiri Adara bersama Danish.Setelahnya, mereka bergegas menuju lobil. Seperti dikawal bodyguard, Adara berjalan di tengah sementara Danish di samping kiri lalu Aksa di samping kanan.Dan tentu saja kedatangan mereka menarik perhatian orang-orang di rumah sakit yang cukup mengagumi ketampanan Danish juga Aksa yang sama-sama memiliki manik abu—berbeda dengan Danendra yang mempunyai manik mata berw
Baca selengkapnya
133). Perempuan Paling Beruntung
***"Habis ini kamu pulang dulu aja."Adara yang sedang menyiapkan sarapan, seketika mendongak—menatap Danendra ketika suaminya itu mengucapkan kalimat tersebut."Kamu ngusir aku?"Setelah kedatangannya semalam, Adara memutuskan untuk bermalam di rumah sakit, menemani Danendra bersama Danish, sementara Aksa juga Adam pulang.Tentu, keberadaannya di rumah sakit dirahasiakan semua orang dari Teresa karena jika perempuan itu tahu, bukan tak mungkin Adara akan diusir.Teresa sebenarnya orang yang baik, hanya saja dia terlalu mudah terdistraksi—apalagi itu menyangkut Danendra. Bukan pilih kasih terhadap putra-putranya, Teresa lebih protektif jika itu menyangkut Danendra karena memang sejak kecil, Danendra adalah anak yang baik—dalam artian, jarang membuat masalah seperti yang sering dilakukan Danish.Itulah yang membuat Teresa selalu menginginkan yang terbaik dari yang paling baik untuk putranya itu termasuk pendamping."Bukan ngusir, Sayang," kata Danendra. "Aku nyuruh pulang karena mung
Baca selengkapnya
134). Pengusiran
"Kenapa ada perempuan itu di sini?"Perempuan yang semula berdiri di ambang pintu itu akhirnya melangkah masuk lalu berdiri di samping ranjang Danendra.Memandang sang putra juga Adara, perempuan tersebut jelas tak suka dengan kehadiran Adara di sisi Danendra."Ngapain kamu ke sini? Masih punya malu, kamu?""Ma."Adara terlihat cukup tegang—bahkan ketakutan melihat Teresa memasang raut wajah tak ramah."Dia ada di sini jelas mau nemenin suaminya." Danendra buka suara—membuat perhatian Teresa yang semula tertuju pada sang menantu kini beralih padanya."Suami?" tanya Teresa. "Setelah semua yang terjadi, apa masih pantas dia anggap kamu suami, Dan?""Jelas pantas, Ma," kata Danendra menegaskan. "Baik secara hukum maupun agama, Adara masih istri aku.""Sebentar lagi enggak," kata Teresa. "Mama mau kamu ceraikan Adara.""Kalau Danendra bilang enggak mau, gimana?" tanya Danendra."Dan.""Semuanya salah paham, Ma," kata Danendra. "Adara enggak ngelakuin apa-apa sama Rafly. Dia cuman dijebak.
Baca selengkapnya
135). Rafly Meminta Maaf?
***"Gimana keadaan anak saya, Dokter?"Mengalami sakit di kepala yang sangat luar biasa setelah mengusir Teresa, Danendra langsung mendapatkan penanganan dokter untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.Dan sekarang, setelah menunggu hampir lima belas menit, Teresa yang sejak tadi menunggu di luar bersama Danish langsung menghampiri dokter Ferdy untuk menanyakan keadaan sang putra."Danendra jangan dibuat stress dulu ya, Bu," kata Dokter Ferdy. "Cedera dikepalanya bisa dibilang cukup parah dan untuk saat ini pikirannya harus benar-benar tenang. Jangan terbebani apapun kalau bisa karena akibatnya nanti bisa fatal.""Oh baik, Dokter.""Sekarang Danendra tidur karena saya tadi memberinya obat penghilang rasa sakit.""Terima kasih, dokter.""Iya, saya permisi kalau begitu.""Iya."Dokter Ferdy pergi, Teresa langsung melangkah menuju pintu. Namun, belum sempat dia membuka daun pintu ruangan kamar rawat Danendra, tangan Danish meraih tangannya."Mama jangan masuk."Teresa menoleh sambi
Baca selengkapnya
136). Ditolong Lagi
***"Jangan macam-macam, bodoh!"Adara refleks mundur setelah seorang pria yang tak tahu kapan datangnya tiba-tiba saja memberikan sebuah tendangan dari samping untuk Rafly.Mengamankan diri, yang dilakukan Adara sekarang adalah berdiri di belakang pria bermanik abu yang tak lain adalah Kakak iparnya sendiri, Aksa."Sialan," desis Rafly yang saat ini masih terduduk. Sorot matanya menampakkan rasa kesal ketika dia menatap Aksa yang justru memasang raut tenang. "Beraninya kamu lakuin ini.""Berani?" Aksa tersenyum miring. "Kenapa enggak berani? Memangnya siapa kamu? Presiden?"Rafly menggretakkan rahang sambil beranjak. Maju, dia memberikan serangan dengan melayangkan sebuah pukulan. Namun, kepalan tangannya tak semudah itu menyentuh wajah Aksa karena sebelum semua itu terjadi, Aksa lebih dulu menghindar lalu membalas Rafly dengan menyerangnya lebih dulu."Ish!" Rafly kembali mendesis ketika sudut bibirnya berdarah karena pukulan Aksa."Lemah," celetuk Aksa. "Pantesan aja Dara lebih mi
Baca selengkapnya
137). 10% Hukuman
***"Ah, sialan."Felicya yang sejak tadi sibuk dengan designnya seketika mendongak ketika seorang pria tiba-tiba saja masuk lalu duduk di sebuah sofa yang tersedia di ruangannya.Menghembuskan napas kasar, pria itu tanpa ragu membuka kaos yang dia pakai—membuat dada bidangnta yang shirtless terekspos."Heh kamu! Ngapain?!" tanya Felicya—setengah memekik, cukup kaget dengan apa yang dilakukan Rafly. "Kalau ada pegawai aku atau konsumen gimana?! Pake lagi bajunya buruan!""Gerah," kata Rafly."Raf.""Apa sih, Fel? Ribet banget!""Pake bajunya!" ujar Felicya. "Kalau enggak mau pake, mendingan pergi sana!"Rafly mendesah lalu di detik berikutnya dia kembali memakai kaos, sementara Felicya melanjutkan pekerjaannya—memberikan sentuhan terakhir pada gaun pengantin yang sedang dia rancang.Belakangan ini Felicya memang sedang disibukkan dengan pesanan beberapa gaun di butiknya dan hal itulah yang membuat dia sampai saat ini belum melancarkan aksinya mendekati Danendra.Felicya bahkan belum s
Baca selengkapnya
138). Izin Tinggal
***"Sampai."Membawa Adara bersamanya, sedan hitam yang dikendarai Aksa sampai di kediaman megah keluarga Aelxander lalu berhenti persis di depan garasi yang dibangun terpisah dengan rumah.Mengajak Adara mampir ke sebuah restoran untuk sarapan, Aksa dan adik iparnya sampai pukul sepuluh siang.Di luar dugaan, sangkaan Aksa tentang Teresa yang mungkin masih di rumah sakit ternyata salah karena mobil yang dipakai perempuan itu tadi pagi ke rumah sakit sudah ada di depan garasi.Oke, tidak apa-apa. Aksa bisa menghadapi mama tirinya itu."Kenapa, Kak?" tanya Adara ketika Aksa hanya diam setelah beberapa menit lalu mobilnya berhenti."Enggak," kata Aksa. "Ayo turun.""Iya."Perasaan Adara sedikit lebih tenang karena sama seperti Aksa, dia mengira Teresa masih di rumah sakit juga Adam yang pasti tentunya berada di kantor.Setidaknya—untuk sementara waktu, Adara bisa langsung menemui putrinya. Namun, ternyata harapan itu pupus ketika Adara dan Aksa sampai di ruang tengah nan luas kediaman
Baca selengkapnya
139). Danendra Oleng
***"Darimana?"Danendra menatap Danish yang baru saja kembali setelah pergi tanpa pamit ketika dia tengah tertidur."Lihat jam," kata Danish sambil menarik kursi untuk duduk di samping saudara kembarnya.Tak banyak bertanya, Danendra langsung melirik jam dinding yang ada di sana yang sudah menunjukkan pukul dua belas lebih sepuluh menit. Punya IQ tinggu dan sehingga bisa menangkap dengan cepat, Danendra cukup paham maksud dari ucapan Danish."Makan siang di mana?""Di kantin rumah sakit," kata Danish."Oh," ujar Danendra lagi.Danish melirik nampan makan siang Danendra di atas meja yang terlihat masih utuh. Makanan itu sebenarnya datang pukul sebelas siang tadi.Namun, karena nafsu makan Danendra memburuk setelah kejadian tadi pagi membuat dia memilih untuk membiarkan makanan tersebut utuh.Selain itu, Danendra juga kesulitan memegang sendok karena tangan kanannya yang patah."Belum dimakan juga makanannya?" tanya Danish."Belum," kata Danendra singkat. "Males.""Makan kok males?" t
Baca selengkapnya
140). Felicya Menjenguk
"Halo, apa kabar kalian?"Baik Danendra maupun Danish sama-sama tak menjawab sapaan yang diucapkan perempuan di ambang pintu.Keduanya memasang wajah datar—membuat perempuan tersebut akhirnya menutup pintu lalu masuk tanpa meminta izin lebih dulu."Aku nyapa kok enggak dijawab?""Ngapain ke sini?" tanya Danendra pada akhirnya. "Mau cek rencana kamu berhasil apa enggak?""Rencana?" Perempuan tersebut mengerutkan kening—memasang wajah pura-pura tak mengerti. "Rencana apa maksud kamu, Dan?""Enggak usah pura-pura polos, kamu pikir kita bego?" tanya Danish pada Felicya.Ya, perempuan yang baru saja datang sambil membawa sebuket bunga juga keranjang buah tersebut adalah Felicya.Alih-alih langsung menghentikan niatnya untuk mendekati Danendra setelah mendapat ancaman dari Adam, Felicya justru mempercepat semuanya.Sebelum terlambat, dia bertekad untuk mendekati Danendra tanpa sadar jika rencana yang dia susun dengan Rafly nyatanya sudah terbongkar karena keteledoran yang tak dia ketahui."
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
32
DMCA.com Protection Status