Semua Bab Kelakuan Papa Mertua: Bab 21 - Bab 30
113 Bab
Isi Hati Jagat
“Loh, Dek. Dek, tunggu!” Jagat terpaksa mematikan mesin mobilnya, mengunci dan tergesa menyusul Riana yang berjalan cepat ke arah gerbang. “Udah sana, Mas. Susul Anin yang begitu berharga untuk keluargamu. Aku bisa pulang sendiri, kalau perlu aku balik lagi ke kampung,” ujar Riana seraya menepis saat tangan suaminya hendak menjamah pundaknya.“Dek, malu … banyak yang liatin kita loh. Kalau kamu mau pulang, ayo … aku juga mau pulang.”Riana berhenti melangkah. Kini suami istri itu berhadapan, mata mereka terlihat saling memancarkan luka.“Yuk kita pulang.” Tangan Jagat terulur lagi. Namun Riana mundur selangkah.“Anak kandungmu lagi di rumah sakit, mungkin sebentar lagi Karisma juga datang, kesempatan untuk ketemu sama selingkuhanmu jadi terbuka. Udah sana, pergi aja Mas!” jeritnya tertahan.Perempuan itu sudah tidak dapat lagi membendung emosi yang tiba-tiba berg
Baca selengkapnya
Saling Curiga
“Gila! Berarti bapak dan ibumu terlibat, Ri?” Maya menjerit di ujung telepon.Riana sudah tidak peduli, apakah di kamarnya ada cctv, apakah nanti Jagat tiba-tiba masuk … dia benar-benar butuh seseorang untuk menumpahkan semua sesak yang mengisi dada.“Ya begitulah. Tapi kurasa tugas mereka hanya ikut memaksa aku menerima Anin.”Setelah menjerit, kini Maya tergelak. “Pinter juga sih ibumu, Ri. Anaknya dapat, dirinya sendiri juga dapat. Aku jadi pengen main ke rumahmu, Ri. Pengen liat semewah apa rumahmu sekarang, meskipun dari luar gerbang perumahanmu juga bisa ditebak kira-kiranya.”“Jangan dulu, aku enggak ingin suamiku tau kalau kita berhubungan intens, setidaknya sampai hasil tes DNA keluar.”“Oke.” Nada kecewa terdengar di telinga Riana. “Pastiin itu rumahmu beneran loh, Ri, jangan cuma dipinjemin hihihi. Udah pernah liat sertifikatnya belum?”“Eh, aku e
Baca selengkapnya
Soal Telepon Genggam
“Enggak, Pa, maaf … untuk yang satu ini aku enggak setuju.” Suara Jagat tegas menentang rencana kedua orang tuanya.“Tapi ini untuk kebaikan kita bersama, Papa curiga istrimu berhubungan sama istri Mas-mu. Bisa gawat kalau—““Enggak, Pa!” Jagat berseru. Sejenak dua lelaki itu saling diam. Inilah pertama kalinya Jagat berani memotong pembicaraan ayah kandungnya, memakai nada setengah membentak pula.Suami dari Riana itu merasakan jantung dalam dadanya tiba-tiba bergetaran. “Ma-maaf kalau aku lancang. Aku pikir rencana Papa yang satu ini sudah sangat keterlaluan, apakah tidak cukup memata-matai Riana terus menerus? Dan nyatanya selama ini istriku lurus-lurus aja kan?”Papa menghela napas di ujung telepon.“Kurasa tidak ada seorang pun istri di dunia ini, yang melalui hari-harinya dengan mudah setelah menerima bayi orang lain yang punya wajah mirip dengan wajah suaminya sendiri. Semua orang berubah dalam keadaan tertekan, dan tekanan melatih manusia menjadi lebih kuat. Aku pikir itu yan
Baca selengkapnya
Ribut Besar
“Bu, Bu … Bapak, Bu!” Sus Dian datang tanpa permisi dengan ribut. Untung saja, Riana segera menjatuhkan telepon genggam Jagat ke tempat semula ketika telinganya mendengar handle pintu bergerak.“Kenapa Bapak, Sus?” Riana reflek menjerit. Antara kaget dengan kedatangan Sus Dian sekaligus kaget dengan berita yang pengasuh itu bawa. Anin ikut terkejut, tentu saja karena jeritan Riana. Sekejap saja bibir bayi itu sudah menampakkan getaran berulang. Sebentar lagi pasti tangisannya pecah membahana.Sebelum semua itu terjadi Sus Dian sigap mengambil Anin dari tempat tidur dan segera menimangnya, sambil berkata, “Bapak ribut sama tamunya, Bu.”“Hah ribut gimana?” Riana bertanya tanpa memerlukan jawaban. Kedua kaki kurusnya segera berlari keluar, dan benar saja ... suara suaminya berteriak-teriak. Di ujung tangga Riana bertemu Pak Rusli dan Mak Wati yang tampak kebingungan.“Mas, sabar, Mas!” Riana berseru seraya mendekat. Sekuat tenaga dia mendorong badan Jagat yang tengah mencengkeram baju t
Baca selengkapnya
Alexander Damar
“Oh, tidak,” desis Riana. Mata perempuan itu membeliak sempurnaPada bagan yang diberi nama ‘Mas Tyo’ itu tidak ada tulisan apa-apa. Kosong! Jagat telah dengan sengaja menghapusnya. Tapi kenapa? Apa yang dia rahasiakan? Perut Riana bertambah mulas.Belum menyerah, Riana mengulik riwayat telepon. Dan benar, panggilan terakhir memang dilakukan kepada kakak kandungnya itu, bukan dengan Karisma. Namun secara jelas semalam dia mendengar nama selingkuhan Papa itu disebutkan.Jari Riana lincah mengetik nama Karisma. Entah harus kecewa atau senang, ternyata dia tidak menemukan nama ibu kandung Anin di kontak telepon suaminya.“Tapi bisa jadi kan, Mas Jagat menyembunyikan dengan cara menuliskan nama palsu.”Riana mengetikkan nama Anin, tetapi nama itu pun tidak ada. Jarinya menggulir ke bawah, mencari nomor asing yang pernah berbalas pesan dengan si empunya telepon. Ada beberapa, namun saat Riana baca isinya hanya soal pembicaraan kerjaan belaka.Alexander Damar. Mata Riana berhenti pada nama
Baca selengkapnya
Akhirnya Terbuka
“Ah gila aja, enggak mungkin lah,” tolak Riana. “Kamu bisa nongkrong di depan kantor suamimu, Ri. Kayaknya ada kedai es di situ. Pura-puralah kamu jajan di kedai itu. Nanti begitu mobil suamimu keluar, kamu ikutin. Udah pasti dia mau ke kantor notaris.”“Ck, kamu tau sendiri kan aku dikuntit Pak Rusli, May. Baru masuk ke kedai aja udah pasti Pak Rusli laporan ke Mas Jagat. Abis udah. Konyol idemu kali ini.”“Eh siapa tau sekarang udah enggak, Ri. Cobalah dulu, kupikir soal rumah ini perlu kamu perjuangkan loh. Minimal—““Iya!” Riana menukas galak, kemudian buru-buru mengakhiri panggilan. Telinganya malas mendengar kata ‘perceraian’ dari mulut sahabatnya itu. Apalagi yang dibicarakan adalah perceraian antara dirinya dan Jagat. Padahal mungkin saja ujung penyelidikannya ini akan mengarah ke situ.Ah, mengetahui kenyataan itu membuat hati Riana bergetaran. Tanda-tandanya jelas mengarah ke sana. Bagaimana mungkin dalam pernikahan suami dan istri tidak saling terbuka begini. Mungkin benar
Baca selengkapnya
Bukan Perkara Selingkuh Biasa
“Begini balasanmu ke aku, Mas? Aku sudah bersedia mengalah, bahkan aku bohongi istriku demi ambisi Papa dan ambisimu!” Jagat bergerak cepat menyerang maju. Tentu saja yang menjadi sasarannya adalah kakaknya sendiri.Damar sigap berdiri di tengah mereka. Menghalangi Jagat untuk mencapai bosnya.Tyo tidak mundur sama sekali. Kini dia malah tertawa, nadanya mengejek. “Apa katamu? Ambisiku? Ambisiku atau ambisimu?”Jagat menyerang lagi. Damar pun kembali tangkas memegang bahu Jagat dan mendorong mundur. Pengacara itu berbeda sekali sikapnya. Jika tadi malam dia tampak mengalah dan tenang, namun kali ini dia begitu terlihat sama agresifnya dengan Jagat. Bedanya dia bertahan, suami Riana menyerang.“Minggir kamu, pengacara brengsek mata duitan!” hardik Jagat. Matanya nyalang.Tyo dan Damar spontan tertawa bersama mendengar dua kata terakhir yang muncul dari bibir Jagat dengan nada tinggi.“Ngaca, woi kalau ngatain orang, Gat. Kalau kamu ikuti semua aturanku kamu akan selamat. Kamu itu kacun
Baca selengkapnya
Siapa Saja Yang Terlibat?
“Karisma adalah istri kedua Mas Tyo.”Riana spontan melangkah mundur. Mulutnya melongo meski matanya bekerja untuk memindai Jagat. Perempuan itu menatap suaminya, dari atas ke bawah, lalu berbalik lagi dari bawah ke atas. Seakan mata Riana adalan scanning yang ingin mendeteksi bahwa informasi yang baru dia dengar itu valid.“Jadi Anin—““Ya, Anin anak Karis dan Mas Tyo.”Kaki Riana serasa tak bertulang. Lunglai dan layu seketika. Perempuan itu harus menggunakan tangannya untuk mencengkeram tepian ranjang agar tubuhnya masih bisa tersangga dengan baik. Perlahan dia kembali duduk. “Ya Alloh,” desis Riana. Bahkan ucapan itu dia ulang-ulang terus, sampai gelombang jantungnya dirasa lebih stabil. Di lain sisi dia bersyukur bahwa ternyata Anin benar bukan darah daging suaminya, tetapi tidak menampik jika hal ini sangat membuatnya terkejut.“Itulah kenapa Anin mirip aku, kami sebagai adik kakak memang mirip kan?”Kali ini Riana mengangguk mengiyakan. Tyo dan Jagat memang mirip, wajahnya men
Baca selengkapnya
Biarkan Aku Sendiri
“Coba saja, Gat! Aku sama sekali tidak takut,” seru Tyo tertawa. Namun semua tahu bahwa tawa Tyo terdengar terlalu dibuat-buat.Sampai di luar pagar rumah, ada mobil jenis city car baru berwarna merah menyala. Mungkin ini mobil yang pernah dijanjikan Papa. Riana melirik Jagat, ternyata lelaki itu juga sedang memandang kendaraan cantik di depan mereka. Tatapannya nanar, entah apa yang ada dalam hati suaminya. Perempuan dengan rambut sebahu itu bisa mendengar lenguhan panjang dari mulut Jagat.“Ayo kita pulang, Dek!” lirih Jagat.“Pulang kemana?” “Rumah kita. Rumah kita yang dulu.”Riana tertawa. “Aku serius, rumah kita yang dulu masih milik kita. Niatnya akan aku sewakan tapi berhubung belum ada yang sewa jadi kupakai untuk tempat usaha kecil-kecilan,” sahut Jagat. “Aku tidak berminat satu rumah lagi dengan orang yang sudah tega sama aku,” kata Riana pelan. Dia tekan keinginannya untuk bertanya tentang usaha yang baru saja Jagat ceritakan.“Dek—“Riana menyentak keras saat Jagat hen
Baca selengkapnya
Harta Yang Paling Berharga
“Ada apa ribut-ribut tadi, Pi? Masih sepagi ini,” tanya Karisma saat Tyo baru masuk ke kamar. Meskipun dia sebenarnya sudah tahu bahwa adik kandung suami sirinya itu datang untuk mengambil motor dan beberapa barang pribadi. Karisma sempat mengintip saat Jagat dan Tyo bertengkar di depan kamar ini.“Ah, biasa orang miskin. Barang enggak seberapa aja diributin,” sahut Tyo kesal. Dia banting badannya sendiri ke atas kasur. Dekat tubuh Karisma.“Kayaknya kita udah perlu satpam deh, Pi, Mami takut nanti kalau pas Papi enggak di rumah, adik Papi itu datang dan ngajak ribut, gimana?”Tyo melenguh panjang. “Iya deh, nanti Papi minta Damar untuk urus ya.”“Terus itu barang-barang mereka di kamar utama segera beresin ya, Pi. Mami enggak nyaman tidur di sini, enakan di kamar sebelah, lebih luas.”“Iya, Papi juga udah bilang sama Mak Wati nanti suruh bereskan semua, dan kirim lagi ke rumah Jagat.”Karisma tersenyum senang. Perempuan cantik itu melingkarkan kedua lengannya di pinggang Tyo, lalu di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status