Share

Bab 23

"Adik ipar? Aku gak salah dengar kan, Mbak?" Aku melepas tangan yang melingkar di perut.

"Ya enggaklah. Kamu kan adiknya Mas Seno. Jelas adikku juga."

Aku tersenyum datar lalu menggeleng pelan. Bahkan aku ingin tertawa mendengar perkataannya. Dulu saat aku tak punya jangankan peluk, memanggil dengan intonasi lembut saja tak pernah. Namun sekarang sikapnya berubah 180 derajat. Harta dan kekayaan dapat mengubah watak dan sifat seseorang, seperti Mbak Dita.

"Kamu dari mana, Rat?" tanyanya dengan mata fokus menatap katung plastik di tangan kiriku.

"Dari toko alat dan bahan jahit." Aku melangkah menuju sofa berwarna merah bata yang terletak tak jauh dari pintu utama. "Duduk, Mbak!" pintaku pada perempuan yang masih mematung di dekat pintu.

Mbak Dita segera menjatuhkan bobot di sofa panjang tak jauh dari tempatku duduk. Perempuan yang seumuran denganku itu terus mengawasi setiap inci rumah ini. Dia begitu kagum dengan interior rumah ayah.

"Ada perlu apa Mbak Dita datang kemari?" tanyak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status