Share

Kutukan Cinta
Kutukan Cinta
Author: angeliaraya

Skakmat

Perasaan yang kacau menuntun Nadia melakukan apa saja demi bisa terhubung dengan Ega. Mulai dari mengirim pesan, sampai menelfon laki-laki itu berkali-kali.

Namun usahanya seperti tak menunjukkan hasil. Seakan semua yang ia lakukan sia-sia. Hingga Nadia sampai pada ujung kesabarannya, mengambil kunci motor yang tergeletak diatas meja belajar dengan tergesa dan melangkah penuh rasa emosi yang ingin segera dia ungkapkan pada Ega.

Nadia berkendara dengan begitu ugal-ugalan, memutar gas motornya kesetanan, seakan dia tak sabar ingin segera memangkas jarak kos-annya dengan lokasi dimana Ega berada.

"Taman belakang kampus Fakultas Bahasa dan Seni," gumam Nadia berkali-kali di sepanjang perjalanannya.

Informasi yang kemungkinan besar valid itu didapat Nadia dari sahabat Ega, Faris.

Dan benar saja, sesaat setalah Nadia sampai diparkiran belakang kampus dekat dengan taman yang dipenuhi bunga warna warni, rumput segar kehijauan. Di sana juga terdapat pohon-pohon besar menjulang memberi kesan teduh dan sangatlah nyaman.

Namun tidak untuk Nadia. Perasaan yang kacau balau masih mendominasi meski ada sedikit perasaan lega. Nadia akhirnya menemukan Ega, laki-laki yang sedari tadi pagi dia hubungi dan cari sedang duduk di bangku taman bersenda gurau dengan beberapa teman.

Dari kejauhan Nadia memandang sosok itu dengan mata penuh kebencian dan penyesalan. Di saat yang sama, hatinya terasa begitu sakit mengenang kejadian semalam. Kejadian yang begitu memalukan, yang membuat Nadia teramat frustasi dan kehilangan arah. Nadia kebablasan, ia telah dengan sadar menerjang norma-norma kehidupan.

Dengan langkah yang teramat mantap, Nadia menyusuri jalan di lorong gedung Fakultas Bahasa itu menuju lokasi Ega berada. Jarak yang kian dekat membuat gelak tawa semakin nyaring terdengar ditelinga Nadia, membuat langkahnya berhenti untuk sesaat.

Dia mencoba menetralkan detak jantungnya yang kian cepat dan merangkai kata demi kata untuk disampaikan kepada Ega sebelum dia melangkah kembali.

"Ega... gue pingin ngomong sama lo." Ucap Nadia datar tepat di belakang Ega yang tengah asik ngobrol dan bersenda gurau dengan teman-temanya.

Seketika Ega berbalik, dengan posisinya yang masih duduk dan menatap Nadia begitu dalam.

Suasana menjadi sunyi. Teman-teman Ega begitu pintar mengartikan situasi yang mulai menegang antar Ega dan Nadia. Obrolan mereka terhenti begitu saja. Berganti dengan fokus mereka pada tatapan Nadia yang begitu terlihat penuh amarah.

"Mau ngomong apa lagi, belum jelas yang semalem?" Ega menjawab mantap bersamaan dengan langkahnya berdiri menghadap Nadia.

Tubuh Ega yang menjulang tinggi memaksa Nadia mendongak untuk bisa menatap mata kecoklatan laki-laki tampan itu. Hampir saja Nadia gentar, namun cepat-cepat ia singkirkan perasaan itu dengan susah payah.

Hanega Eka Pratama, mahasiswa tampan yang memiliki perawakan tinggi, kulit sawo matang, rambut hitam lurus itu adalah mahasiswa jurusan Teknik Arsitektur tingkat akhir. Ia telah menyelesaikan skripsi, menjalani ujian pendadaran dan telah dinyatakan lulus beberapa hari lalu. Bahkan dia masuk kedalam jajaran mahasiswa dengan nilai terbaik di jurusannya. Tak ayal banyak mahasiswi dikampusnya yang naksir dengannya.

Dan itu yang membuat Nadia sempat mengaguminya. Namun hal itu tidak lagi berlaku untuk sekarang, Nadia teramat membencinya. Terlebih Ega membalas tatapan Nadia dengan mata membulat tajam.

"Iya, gue gak terima dengan ucapan lo semalem, kita perlu ngobrol lagi." Tegas Nadia dengan susah payah menyembunyikan kesedihan dan menahan tangisnya.

"Okey, ngomong disini sekarang juga." Jawab Ega setengah berteriak,, membuat salah satu temanya berdiri dan membisikkan kata-kata di telinganya demi menenangkan Ega yang tersulut emosi.

"Ga, kayaknya lebih baik kalian ngobrol di—"

"Apaan si lo Ris, sok sokkan bijak di depan gue." Ucap Ega kasar kepada Faris, sahabat yang mencoba menenangkan Ega. "Gue udah tau apa yang mo perempuan murahan ini omongin. Gue udah tau apa yang dia inginkan. Dia pasti mo minta per—"

Plakkkkkk!

Ega tak bisa menyelesaikan kalimatnya yang terhenti karena tamparan Nadia lebih dulu bersarang di pipinya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status