Marrying My Boss

Marrying My Boss

Oleh:  Jisa  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
7 Peringkat
26Bab
495Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Safiya, sang sekretaris yang begitu cantik, menjalani hari-harinya dengan profesional di kantor. Hingga suatu hari, hidupnya berubah saat tanpa sengaja mendengar pengakuan mengejutkan sang bos. Kala itu, Safiya sedang mengantar dokumen ke ruang kerja atasannya. Di sana ternyata sudah menunggu sang Presdir, Papa bosnya . Tiba-tiba, dengan lantang sang bos menyebut Safiya adalah kekasihnya dan bahwa mereka segera menikah. Safiya membeku. Namun ancaman kuasa bosnya membuatnya mau tak mau harus berpura-pura setuju. Sejak itu, mau tak mau Safiya harus memerankan kekasih dari bosnya yang gila kerja itu di depan Presdir. Tapi lebih parahnya sang bos malah meminta Safiya untuk menjadi istri kontraknya. Akankah sandiwara ini benar-benar jadi kenyataan? Atau ada maksud tersembunyi dari sang bos? Ikuti kisah seru sang sekretaris ini dalam "Marrying My Boss"

Lihat lebih banyak
Marrying My Boss Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Rusmina Meri
bener-bener seru nih novel, cerita nya juga gak berat dan alurnya bagus. mana tulisannya rapi lagii love banget dehhh. bakal baca terus sampe ending
2024-02-04 18:20:13
0
user avatar
Anakrubah99
Ya tuhan mau kaya Safiyaa dong tiba-tiba nikah sama boss. Mana bossnya tampan lagi.....
2024-02-02 21:30:05
0
user avatar
My_ndrati
Ya ampun Safiya lama-Lama pasti jatuh cinta sama bosnya
2024-02-02 19:56:16
0
user avatar
Abigail Briel
kyaaa aryan gercep banget, demi apa coba?
2024-02-02 19:55:50
0
user avatar
Azrina
tulisanmu baguuus kak, huhu ... Kenapa baru tahu ada cerita sebagus ini ......
2024-02-02 19:52:11
0
user avatar
Allyaalmahira
waahh.. baca blurb nya aja aku udah penasaran banget.. lanjut ikutin nihh
2024-02-02 19:06:46
0
user avatar
Ranisipenulis
wah nih cerita asik juga. gas terus kak, semangat ya
2024-02-02 18:40:22
0
26 Bab
Pacar? Nikah?
"Dia!" Tunjuk seorang laki-laki dengan wajah yang sedang kebingungan itu. "DIA ADALAH PACAR SAYA. DAN SAYA AKAN MENIKAHINYA," ucapnya lagi dengan lantang."Saya?" Tanya seorang wanita yang baru saja masuk dan berjalan ke arah mereka. Ia kemudian melihat ke kanan dan kiri takut seseorang mendengarnya. Untungnya ruangan itu kedap suara.Wanita itu adalah seorang sekretaris yang bernama Safiya. Ia biasa di panggil Fiya. Tapi orang-orang di perusahaannya memanggilnya dengan sebutan Sekretaris Sa. Ia baru enam bulan bekerja di sana. Fiya adalah lulusan dari luar negeri, Harvard University. Harvard University adalah sebuah kampus terbaik di dunia. Dan sudah di pastikan Fiya adalah sosok yang mempunyai segalanya. Ia cantik dan pintar. Membuat orang-orang di perusahaan tunduk dan tidak berani untuk mendekati Fiya. Di tambah Fiya yang tidak banyak omong. Selama di perusahaan ia tidak ada teman satupun. Mereka segan untuk mengobrol dengan Fiya. Mereka hanya saling berkomunikasi tentang pekerj
Baca selengkapnya
Panggilan Sayang
"Fiya?" Tanya Aryan yang sedari tadi memperhatikan wajah Fiya yang bengong. "Kenapa Pak?" "Kamu gak dengar apa yang saya bilang tadi?" "Baju?" Tanya Fiya sambil memikirkan khayalan sesaat tadi. Khayalan yang tidak mungkin ia lakukan. Aryan hanya mengangguk kecil dan menyilangkan kedua tangannya. Ia menatap tajam Fiya yang sedari tadi tidak bergerak. Fiya yang malas mencari masalah lalu langsung masuk ke ruang ganti dan diikuti oleh pelayan di sana. Setelah bolak-balik mencoba baju agar sesuai dengan keinginan Bos nya. Akhirnya selesai juga dengan dress berwarna putih yang panjangnya hanya selutut sedikit kembang. Aryan yang sedang memilih-milih heels untuk Fiya terhenti sejenak. Siapa yang tidak terkesima dengan Fiya. Apalagi menggunakan dress yang sangat jarang ia pakai saat bekerja. Saat bekerja Fiya sudah sangat terbiasa menggunakan baju kemeja ataupun kalau tidak ya menggunakan outer dengan bawahan rok span panjang selutut atau celana. Benar-benar mencerminkan seorang sekre
Baca selengkapnya
Semakin Dekat
Aryan mengambil tisu dan mengelap bibir Fiya yang terkena air. Aryan sekarang benar-benar berbeda. Seperti memiliki kepribadian ganda. Fiya tentunya agak shock mendengar itu. Tidak mungkin ia menikah dengan orang seperti Aryan. "Jangan sampe deh hidup gua kayak di novel-novel yang ntar gua di hamilin, terus di selingkuhin, terus di tinggal. Jadi janda anak satu. Enggak. GAK BOLEH. JANGAN SAMPAI! Kan gua pengen nikah sama orang yang gua suka dan dia juga suka gua." Batin Fiya. Mama Aryan benar-benar tidak bisa berkata apa-apa sekarang. Apalagi melihat Papa Aryan yang sepertinya menyukai Fiya dan Aryan yang sangat perhatian pada Fiya. "Papa setuju kalau kamu nikah sama Fiya. Tidak masalah dia sekretaris kamu. Bukannya malah bagus. Karna dia pasti ngerti, dan selama ini kinerjanya juga bagus dan layak di samping kamu," ucap Papa Aryan. "Makasih Pa, aku juga yakin dia bisa jadi pendamping hidup aku," ucap Aryan sambil menatap Fiya sambil tersenyum, Fiya pun membalas senyumannya kemudi
Baca selengkapnya
Kejutan Bos
Aryan terkejut dan marah mendengar permintaan kliennya itu. Baginya, Fiya bukanlah sekedar aset perusahaan yang bisa dijual untuk keuntungan. "Maaf Pak, saya tidak bisa menerima permintaan Bapak. Fiya adalah karyawan saya sekaligus pacar saya. Saya tidak akan menyerahkannya begitu saja demi uang," tegas Aryan.Klien itu terlihat kesal mendengar penolakan Aryan. "Jadi Bapak menolak kerja sama yang sangat menguntungkan ini hanya karena perempuan itu? Bapak pasti bercanda!""Saya serius, Pak. Ada hal-hal dalam hidup yang lebih berharga dari sekedar uang dan keuntungan bisnis. Lagipula masih banyak peluang kerja sama lain yang bisa kita jajaki," balas Aryan tegas.Aryan lalu berdiri dan berkata, "Saya gak perlu kerja sama ini," ucapnya lalu berjalan mencari Fiya. Klien itu hanya tersenyum tipis melihat kepergian Aryan. Entah apa yang terjadi dengan klien tersebut. Dan entah apa juga yang terjadi dengan Aryan. Padahal apa yang klien katakan adalah benar adanya. Tapi Aryan dengan cepat m
Baca selengkapnya
Kebohongan VS Kenyataan
Fiya melihat lekat pelayan yang membawa bunga itu. Memastikan bahwa dia tidak ke arahnya. Tapi sepertinya tidak sesuai harapan. Sekarang ia sudah telat berada di meja makan mereka. Aryan mengambil bunga itu sambil berdiri dan tersenyum. Kemudian ia berjalan pelan ke arah Fiya dan mengulurkan tangannya. Wajah Aryan menyiratkan ia harus melakukan hal romantis itu sekarang. Dengan terpaksa, Fiya menggapai tangan Aryan sambil tersenyum. "Bunga ini buat aku?" Tanya Fiya sambil tertawa bahagia. Aryan tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya. "Gimana? Kamu suka kan sayang?" Tanyanya sambil memberikan bunga itu. Fiya mengambil buket bunga itu dan menganggukkan kepalanya. Ia tersenyum begitu indah hingga kantong matanya terlihat. "Makasih." Mereka berdua lalu berpelukan. Orang-orang di sana yang melihat keromantisan itu tentu saja ikut turut bahagia. Hingga yang ada di sana memberikan tepuk tangan yang meriah. Fiya kira kejutan itu sudah sampai sini saja. Tapi ternyata itu baru saja p
Baca selengkapnya
First Date
"Saya izin keluar Pak," ucap Fiya lalu langsung keluar dari mobil Aryan dan berlari kecil tanpa melihat ke belakang sekalipun. Ia benar-benar bisa gila sekarang. Saat sampai di apartemennya, Fiya melakukan segala aktivitas malamnya sambil memikirkan kejadian tadi dan tentang lamaran Aryan tadi. Sampai akhirnya, sekarang adalah waktunya Fiya tidur. Ia mencoba memejamkan matanya tapi pikirannya terus-menerus berputar ke Aryan. Fiya kemudian melihat obat tidur yang biasanya ia makan. Ya, dia adalah insomnia. Mempunyai penyakit susah tidur, apalagi ketika banyak pikiran. Menjadi seorang sekretaris merupakan bukanlah hal yang mudah. Apalagi ia tidak punya pengalaman. Tapi entah kenapa, dari banyaknya orang yang mendaftar. Fiya adalah satu-satunya yang terpilih. Bukankah harusnya ia syukuri itu sekarang. "Gak bisa!" Fiya kemudian mengambil obat itu dan meminumnya. Kemudian perlahan ia memejamkan matanya. Menunggu obat itu bereaksi. Di sisi lain, Aryan yang menatap layar laptopnya terus
Baca selengkapnya
Dia Anak Bos?
"Coba cerita sama kakak," ucap Fiya dengan lembut. Tapi Rini hanya menggelengkan kepalanya. Fiya hanya terdiam, tidak tau harus bagaimana. "Emm, ya udah kalo gak mau cerita gak apa-apa," ucap Fiya sambil berpikir ia harus bagaimana. "Oh iya nama kucing ini siapa? Lucu kayak kamu tau.""Namanya Kitty," ucapnya tertawa begitu bahagia. "Namanya bagus, lucu lagi," ucap Fiya sambil ikut tersenyum. Sekitar tiga puluh menit, Fiya menemani Rini. Hingga kini Aryan sudah kembali dan menghampirinya. "Papa," ucap Rini sambil memeluknya begitu erat. "Papa?" Tanya Fiya yang kebingungan. Apa yang terjadi sekarang? Apakah Aryan mempunyai anak? Ia baru tau sekarang? "Kamu baik-baik aja kan selama Papa gak ada?" Tanya Aryan sambil tersenyum kepada anak itu. Fiya semakin membulatkan matanya. Bagaimana tidak Aryan sendiri memanggilnya dengan sebutan Papa. Sangat begitu jelas terdengar. Apa itu benar anak Aryan? Pertanyaan itu sangat ingin Fiya tanyakan. Tapi ia bungkam, karena ia bukan siapa-siapa
Baca selengkapnya
Kata Tak Terucap
Setiap orang mempunyai rahasia masing-masing. Fiya punya rahasia, bukankah begitu juga dengan Aryan. Tidak mungkin bukan jika tidak ada rahasia. Percakapan mereka hanya cukup sampai di situ. Mereka hanya saling terdiam dan hanya menikmati apa yang sedang mereka lihat sekarang. Tidak lupa sesekali Fiya memotret pemandangan itu. Dan tanpa sengaja ia memotret Aryan yang tengah memandang ke laut. "Sempurna," batin Fiya melihat foto itu di handphonenya. Setelah melihat matahari terbenam, mereka berdua kembali ke vila untuk beristirahat. Setelah seharian bersama, Fiya merasa ia semakin mengenal Aryan. Tapi semakin mengenal, Fiya semakin ingin menjauh. Karena ia begitu sempurna. Sedangkan ia hanya sebatang kara. Berjuang keras untuk menghidupi dirinya sendiri. Flashback on. Suara petir yang menggelegar begitu terdengar menakutkan. Tapi tidak dengan Fiya saat enam bulan lalu. Saat ia benar-benar tidak mempunyai uang untuk menyewa tempat yang lebih layak untuk ia tinggali. Pada saat itu
Baca selengkapnya
Mantan Aryan
"Pak, saya siap untuk jadi istri bapak." "Bagus, itu adalah keputusan yang luar biasa. Besok kita nikah. Lalu kita akan punya anak banyak. Bagaimana kalau sepuluh? Apakah kamu mampu? Rasanya ingin lebih, tapi ya sudahlah sepuluh saja cukup," ucapnya sambil tersenyum tipis. "Baik Pak." "Kamu memang harus nurut sama saya. Karena saya adalah Bos kamu." Fiya menutup buku itu, ia benar-benar ternganga dengan alur cerita yang peran wanitanya benar-benar bodoh. Sangat tidak waras. Orang mana yang membaca cerita seperti itu. "Ya kali 10 anak," ucap Fiya sambil mengambil kentang goreng itu. "Kenapa?" tanya Dito yang datang dengan wajah kebingungan. "Gak apa-apa, ini ceritanya agak di luar nalar. Emang ada ya cewek yang mampu buat anak sampe 10?" Tanya Fiya yang heran. "Ada sih pasti. Bahkan lebih."Fiya hanya terdiam dan memikirkan. Hingga tanpa ia sadari bahwa Dito sadar akan hal yang berbeda dari diri Fiya. "Fiya kamu mau nikah?" Tanya Dito. "Nikah?" Tanya Fiya yang kebingungan. "
Baca selengkapnya
Salah Paham
Ia mengetuk pintu dan memastikan Aryan menyuruhnya masuk terlebih dahulu. "Masuk!" Fiya kemudian masuk tanpa memandang ke arahnya. Ia memfokuskan ke arah berkas. "Ini Pak berkas yang harus bapak tanda tangani hari ini." Aryan kemudian mengambil pulpen dan menandatangani berkas itu. "Nanti makan siang sama saya," ucapnya sambil memberikan berkas yang sudah ia tanda tangani itu. "Saya makan di kantin kantor aja Pak," ucap Fiya sambil tersenyum sopan dan kemudian langsung pamit. Sedangkan Aryan hanya menghela nafasnya. Bisa di katakan sekarang sedang salah paham. Semua itu karena Riani yang tiba-tiba saja mendekat ke arah kursi Aryan dan membuat mereka seolah-olah sedang berpelukan. Saat wakun makan siang tiba. Aryan segera menyelesaikan pekerjaannya dan langsung menghampiri Fiya. "Ikut saya sekarang." Aryan langsung jalan terlebih dahulu, tanpa memikirkan Fiya. Mau tak mau Fiya harus ikut sekarang. Tidak ada penolakan. Mereka pergi menggunakan mobil Aryan dan sampai di restoran ya
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status