Semua Bab TERPAKSA JADI PENGANTIN PENGGANTI IBUKU: Bab 91 - Bab 100
236 Bab
Luntur
Prisha diam-diam memperhatikan Gavin lewat ekor matanya. Pria itu tampak menyuap bubur dengan enggan. Wajah Gavin agak mendung dan kelopak matanya sayu.Prisha mengerti, suaminya kurang menyukai sarapan semacam bubur atau masakan daerah. Menurut Bik Iyam dan Bik Semi, Dokter Gavin terbiasa menyantap roti manis berkawan susu putih atau oatmeal, diselingi menu sandwich, omelet atau salad buah. Maklum, keluarga besar Devandra kebanyakan kuliah dan berbisnis di kalangan Eropa. Namun, sepertinya terlalu berlebihan jika Gavin murung hanya karena tidak suka terhadap menu sarapan di luar kebiasaan. Mungkinkah tanggapannya barusan membuat lelaki arogan itu tidak bahagia? Kalau benar demikian, alangkah kekanak-kanakannya! Bukankah wajar bagi seorang istri meminta bukti cinta?Prisha letih berharap. Tanpa sadar, pikirannya menguap ke alam lamunan. Bubur ayam yang lezat hanya ditelan tiga suap, selebihnya diaduk-aduk dengan tatapan menerawang.Setelah kematian neneknya, Prisha merasa terjebak di
Baca selengkapnya
Pertemuan Keluarga
"Vin, jaga sikap! Jangan bantah kakekmu!" tegur Diana. Suaranya pelan saja, tapi keningnya berkerut. Perempuan lanjut usia yang baru hijrah beberapa tahun terakhir itu tetap memperlihatkan ketenangan, meski emosi mulai menyesakkan dadanya. Ruang keluarga seluas lebih dari lima belas meter persegi, mendadak hening dan terasa lengang, sebab empat orang di ruangan tersebut--selain Zed--segan membuka mulut gara-gara menyaksikan ekspresi murka Zed Pratama. Dua paman Gavin, Danu dan Reno, yang duduk berseberangan dengan Gavin, menampakkan wajah keruh. "Bicaralah." Dengan nada rendah dan dingin, Zed memerintahkan sambil mengulapkan tangan ke arah cucunya.Sang cucu berdeham ringan. Sebelum mulai bicara, ia memperbaiki letak duduk dari bersandar menjadi tegak lurus. Gavin ingin menunjukkan tekad yang kuat dan percaya diri. Posisi tersebut selalu ia andalkan setiap hendak bernegosiasi dengan investor atau mitra bisnis. "Mengenai pencairan saham Prisha, saya sudah menjelaskannya di forum k
Baca selengkapnya
Satu untuk Dua
"Hebat betul hoaks yang kau bikin!" teriak Reno. Panik bercampur berang. Terbayang di benaknya, kebangkrutan yang bakal dialami. Utangnya sebesar puluhan juta dollar karena kalah judi di kasino kelas atas di Makau, belum lunas. Semula ia mengira, dengan menggapai pucuk pimpinan di perusahaan induk, keuntungannya akan berlipat ganda. Ia dapat melunasi semua utang berbunga itu dengan mudah. Tak dinyana, keuangan Healthy Light bermasalah, sahamnya berkurang, dan nilainya anjlok di bursa saham. Semua gara-gara anak dan menantu Tibra!"Apa perlu saya bawa saksi sekaligus buktinya kemari?" tantang Gavin."Papa, kenapa anak kurang ajar ini dibiarkan memfitnah kami? Dia udah mundur dari Healthy Light! Copot saja sekalian jabatannya dari DIMS. Kalo perlu, coret dari daftar ahli waris!" seru Danu. Hatinya juga dilanda kecemasan. Satu anaknya terjerumus narkoba, satu lagi terlena gaul bebas, dan yang bungsu, hobi balap motor. Hobi anak bungsunya itu menuai beberapa korban tabrakan. Gara-gara
Baca selengkapnya
Waspada
Malam itu, Prisha menemani Hana di ruang rawat inap puskesmas kecamatan tanpa Keyko. Keyko sore tadi terpaksa kembali ke Jakarta karena mendadak ada acara keluarga. Suasana hati Prisha masih diselimuti duka. Kenangan bersama neneknya terus terputar ulang di benaknya hingga wajahnya tak berhenti dibasahi air mata. Ia duduk bertopang lutut, beralaskan kasur tipis dan tikar plastik di lantai. Hana sungguh tak enak hati. Prisha baru saja kehilangan neneknya, tapi harus menjaga Hana di puskesmas. Tapi Hana juga tak tahu mesti minta bantuan siapa lagi selain Prisha. Di luar sana ada Dokter Reza ikut menginap di ruang jaga dokter puskesmas. Tanpa Prisha, Dokter Reza punya alasan kuat menjaga Hana. Sungguh berbahaya dan tak bisa dibiarkan. Dengan tak tahu malunya, konsulen tengil itu bolak-balik datang menggantikan tugas perawat untuk menyuntik, mengganti infus, atau mengantarkan makanan untuk Hana. Reza melakukannya bukan karena alasan kemanusiaan, melainkan ada udang di balik bakwan. Apa
Baca selengkapnya
Merasa Dikhianati
Usai sarapan pagi, Prisha membuka notifikasi dari situs berita yang diikutinya di sosial media. Ia terbelalak menyaksikan headline utama adalah tentang merger-nya perusahaan Healthy Light cabang Singapura dan Malaysia, digabung jadi satu dengan perusahaan induk di Indonesia. Alasannya adalah demi efisiensi mengingat ancaman anjloknya saham bisnis kesehatan terbesar di Asia Tenggara tersebut. Perubahan struktur manajemen, terutama dewan direksi pun terjadi di kedua cabang perusahaan itu. Yang membuat gadis penggemar info bidang medis dan politik itu terkejut sekaligus berang adalah dikukuhkannya nama Dokter Gavin Devandra, selaku CEO Healthy Light Ltd yang mengelola langsung tiga cabang perusahaan besar di tiga negara. Bukankah Gavin sudah berjanji padaku untuk meninggalkan Healthy Light dan membangun usaha sendiri? Batin Prisha, tidak terima. Terlebih lagi, aku telah menuntut pencairan saham warisan kakekku! Mengapa tak ada pemberitaan soal itu?Penuh rasa penasaran, Prisha mengguli
Baca selengkapnya
Musibah
Prisha bergegas berpamitan pada semua orang untuk menerima panggilan telepon di luar ruangan. Ia pergi ke ujung koridor puskesmas rawat inap, lalu berbelok ke kiri memasuki taman sehat yang dilengkapi fasilitas gazebo. Taman tersebut terletak dekat pelayanan poli umum. Taman biasanya ramai oleh pengunjung yang mengantri pelayanan kesehatan seperti poli umum, apotik, atau laboratorium. Baik orang dewasa, maupun anak-anak. Namun, pagi itu kebetulan hari libur, sehingga taman cukup sepi.Prisha duduk di gazebo sambil menempelkan ponsel ke telinga kanan.“Assalamualaykum, gimana kondisi kamu?”Suara rendah dan dalam milik Gavin terdengar di telinga Prisha, mengandung kecemasan. “Wa alaikumussalam, baik,” sahut sang istri, malas-malasan.“Maaf, aku belum bisa menjemput kamu secepatnya. Ada beberapa urusan yang mesti diselesaikan di Jakarta. Rencananya besok—““Nggak perlu,” tukas Prisha, dingin. “Aku baca berita di website Devandra Hospital, Pak Dok mau gelar konferensi pers hari ini. Me
Baca selengkapnya
Calon Istri
Prisha membereskan rumah mendiang neneknya yang berantakan selepas acara pemakaman dan tahlilan. Hatinya kembali berdenyut perih mengingat baru sebulan yang lalu ia membereskan rumah tersebut untuk acara yang sama. Sebulan lalu, ia kehilangan ibu, sekarang kehilangan nenek yang membesarkannya sejak kecil. Mpok Nora, ibunya Hana, membantu sambil menghibur Prisha. Sementara Hana beristirahat di kamar. Rencananya mereka akan bertolak ke Jakarta begitu mobil ngadat milik ayah ibu Hana selesai diperbaiki. Dokter Reza menemani Juragan Akram ke bengkel, setelah mengantarkan Prisha, Hana, dan Mpok Nora ke rumah.Prisha pergi ke tetangga, untuk menanyakan adakah orang yang bisa dipercaya untuk menjaga dan merawat rumah neneknya. Ia bersyukur karena ternyata neneknya memiliki tetangga-tetangga baik hati. Mereka bersedia bergantian mengurus rumah almarhumah. Prisha memberikan sejumlah uang yang cukup besar sebagai balas jasa. Ia juga berjanji akan terus mengirimi biaya jasa perawatan rumah san
Baca selengkapnya
Licik
Sebelum Hana mencak-mencak dan lupa diri, Prisha cepat-cepat menyeretnya masuk kembali ke rumah. Gadis bermata sebulat mata boneka India itu sempat meronta-ronta. Setelah Prisha menginjak kakinya, Hana mengaduh dan baru menyerah.Pekik kesakitan Hana gara-gara perlakuan kejam sahabatnya, memancing perhatian Dokter Reza. Lelaki yang pada dasarnya mudah kasian itu, buru-buru meninggalkan fans barunya. Ia menyusul masuk.“Kamu kenapa, Han?” Wajah Reza yang tampan dan terkesan halus terpelajar, menunjukkan ekspresi cemas. Andai tak mengalami langsung perlakuannya yang menindas, Hana mungkin akan terkecoh. Maka itulah, alih-alih terpesona, Hana malah murka.“Nggak usah sok perhatian, deh! Saya tau modus Kak Dok! Heran aja. Spesialis anestesi yang katanya hebat, baik hati, dan tidak sombong, tetiba ngelakuin hal rendahan!” semprot sang dara sembari menuding-nuding muka konsulennya.Hal rendahan ... hal rendahan ... hal rendahan ...Dua kata tersebut otomatis terputar ulang di benak Reza,
Baca selengkapnya
Biarkan Aku Memelukmu
Tak berani Prisha menerima telepon tengah malam tersebut. Segera ditolaknya panggilan. Selang dua detik, nada pemberitahuan pesan masuk ke aplikasi perpesanan berdenting. Pesan muncul di pop-up, berasal dari nomor asing yang barusan berkali-kali menghubunginya.[Sha, kamu di mana? Baik-baik aja, kan? Hampir satu jam saya nelpon kamu bolak-balik]Prisha tertegun sejenak. Siapa orang ini? Apakah Pak Dok? Batinnya, ragu.[Alhamdulillah pesan contreng dua biru tanda dibaca. Sha, buka blokiran nomor saya. Katanya mau jadi istri sholiha. Kok, nomor suami diblokir?]Prisha terbelalak dan menekap mulut. O, ternyata bener ini nomer Pak Dok. Pekiknya dalam hati. Dadanya mendesir membaca kata “suami”. Ia yang terbiasa menerima sikap dingin dan penolakan Gavin, jadi agak canggung dan rikuh. [Sha, saya udah di depan rumah. Tolong buka pintu]Hampir jatuh ponsel di tangan Prisha, gara-gara gemetar saking kagetnya. Tak menyangka ia kalau Gavin datang malam-malam. Sejenak ia bimbang. Hatinya belu
Baca selengkapnya
Sungguh Menggoda
Prisha gegas mendekatkan teh yang masih mengepulkan uap panas.Dokter spesialis bedah itu tertegun di depan secangkir teh panas yang masih mengambang di tangan Prisha. Dua detik kemudian, ia tersenyum, lalu meraih cangkir tersebut.“Terima kasih,” katanya, sebelum menyesap teh pelan-pelan. “Istirahatlah.” Prisha bersiap memutar tubuh, hendak meninggalkan ruangan. “Mau kemana? Kamu di sini aja. Temani aku.”“Mood saya lagi jelek, Dok.”Gavin menghela napas panjang, lalu melepaskan udara dengan kasar. Ia paham, Prisha gadis yang lumayan keras kepala.“Kamu mau melanggar komitmen pernikahan?”“Saya ....” Suara Prisha mengambang. “Mohon pengertian Pak Dok. Saya masih berduka.”“Maafkan aku.” Suara Gavin lirih dan lembut. “Bisakah kamu percayakan semuanya padaku dan hanya memikirkan diriku? Jangan meresahkan hal lain lagi. Izinkan aku melindungimu dan menyelesaikan segala masalahmu.”Gelombang kesedihan kembali datang, menghantam-hantam dada Prisha. Membayangkan hidupnya sebatang kara ta
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
24
DMCA.com Protection Status