KETIKA SI MISKIN YANG DIHINA MENJADI JUTAWAN

KETIKA SI MISKIN YANG DIHINA MENJADI JUTAWAN

Oleh:  Vyra Fame  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 Peringkat
90Bab
21.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Terimalah ini, anggap saja sebagai penebus rasa bersalah Bapak padamu." Ucapan Bapak terngiang-ngiang di kepalaku. Anam dan Riri,  sepasang suami istri yang hidupnya sangat sederhana sekali atau bisa dibilang miskin,  hinaan,  dan cacian sudah terbiasa mereka dapatkan dari para tetangga dan saudara nya. Akan tetapi, biarpun demikian tak membuat keduanya patah semangat dalam menjalani hidup,  hingga suatu hari mereka mendapatkan sebuah rezeki yang teramat besar hingga menjadikan mereka seorang jutawan, lantas apakah setelah mereka menjadi jutawan, hinaan dan cacian yang kerap mereka terima akan lenyap?  

Lihat lebih banyak
KETIKA SI MISKIN YANG DIHINA MENJADI JUTAWAN Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Lia
gk ada lanjutan nya thor
2023-01-17 09:59:54
0
user avatar
purwadi nugroho
hidup harus sabar, seperti alur cerita ini...
2022-11-10 12:58:08
0
user avatar
Mblee Duos
ceritanya seru mengajarkan arti kesabaran pada kita. Oh ya kak, bila berkenan saling support yuk di cerita aku MAMA MUDA VS MAS POLISI...
2022-10-29 07:16:35
0
90 Bab
Bab 1
KETIKA SI MISKIN YANG DIHINA MENJADI JUTAWANBab 1"Bu Ida tolong beli telornya dua biji, sama tepung terigu seperempat saja," ucapku saat berbelanja di warungnya. "Beli apa ngutang nih!" sentak Bu Ida dengan ketus padaku. "Emm, ngutang, Bu," ucapku sembari menggigit bibirku untuk menguatkan diri. Bukannya aku tak tahu jika aku berhutang pada Bu Ida akan mendapatkan lontaran teramat pedas dari mulutnya yang tajam, tapi aku tak bisa berbuat apa pun karena cuma warung Bu Ida yang bisa dihutangi. "Orang kok hobi bener ngutang, hutang lima puluh ribu yang dibayar baru lima ribu. Eh, udah ambil hutang lagi, kalau bukan karena dulu Ibu kamu pernah menolong aku, gak sudi aku ngutangin kamu, Ri!" sentak bu Ida ketus padaku. "Maaf, Bu, saya belum gajian, dan lagi, Mas Anam belum kirim uang, nanti kalau sudah gajian atau Mas Amar kirim uang saya lunasi, Bu. ""Alah, kayak uang yang dikirim suamimu cukup aja, Ri,m. Sejauh ini juga uang kiriman suamimu itu tidak mencukupi kan? Jngankan u
Baca selengkapnya
Bab 2
KETIKA SI MISKIN YANG DIHINA MENJADI JUTAWANbab 2"Riri! Riri! Keluar kamu! Dasar wanita su*dal! " Ucapan seseorang dengan suara lantang dan gedoran di pintu membuatku terlonjak bahkan tersedak nasi yang sedang ku kunyah. Bergegas aku meneguk air putih yang ada di dalam gelas untuk menghilangkan rasa sakit di tenggorokan yang tersedak."Riri! Cepat keluar kamu! Dasar wanita penggoda si*lan, keluar kamu! " Lagi, suara teriakan dan umpatan dari luar terdengar hingga ke dalam. Sebelum aku memutuskan untuk melihat siapa gerangan di luar sana, aku menyuruh Zahra untuk diam di tempat dan tidak boleh keluar dari rumah. Aku takut kalau anakku melihat hal yang tidak layak nanti, karena jujur saja perasaanku memang tidak enak mendengar suara keributan di luar sana. Tergopoh-gopoh aku menghampiri pintu depan dan membukanya, kulihat Mbak Fitri sudah berkacak pinggang , napasnya tersengal-sengal dengan mata melotot lebar ke arahku, "Dasar wanita sundal! Pakai pelet apa kamu mempengaruh
Baca selengkapnya
Bab 3
SI MISKIN YANG MENDADAK KAYA(KETIKA SI MISKIN YANG DIHINA MENJADI JUTAWAN) bab 3"Tapi Ri...."Ooo bagus ya kalian, sekarang sudah berani secara terang-terangan ketemuan disini!" Tiba-tiba saja sebuah suara yang lantang dan cempreng membuat tanganku yang tengah memegang lembaran uang sontak melepaskan uang itu lantaran terkejut. Kupalingkan wajah melihat siapakah orang dengan suara cemprengnya itu."Mbak Meri, " ucapku lirih sembari terbelalak melihat Mbak Meri sudah berdiri di hadapanku. Mbak Meri adalah Kakak perempuanku yang nomor dua, sedangkan Kakak sulungku laki-laki bernama Mas Tio. "Jadi benar apa yang dikatakan orang tentangmu kalau kamu ada main sama laki beristri. ""Mbak, jangan salah paham, itu semua gak benar, demi Allah aku gak seperti itu, Mbak. ""Iya, Mbak, kami gak melakukan apa pun dan tidak memiliki hubungan apa pun," sanggah Mas Haris. "Halah, gak usah ngelak, kalau gak ada hubungan ngapain kalian tadi pegang-pegangan tangan?""Bukan begitu, Mbak, ini aku c
Baca selengkapnya
Bab 4
KETIKA SI MISKIN YANG DIHINA MENJADI JUTAWANBAB 4"Terimakasih ya Cit, hanya kamu yang mau berteman Lima bulan telah berlalu semenjak aku berbicara dengan Citra tentang akan dibangunnya sebuah pabrik gula di desaku. Dan kini aku sudah mengenakan seragam kerja juga membawa berkas lamaran yang akan aku berikan pada pihak pabrik, ya. Akhirnya aku memutuskan untuk melamar kerja di pabrik yang baru saja selesai di bangun tersebut, karena entah kenapa selama dua bulan terakhir ini Mas Anam tidak mengirim uang untukku, ditambah lagi komunikasi kami juga sudah jarang terjadi, jika biasanya setiap seminggu dua atau tiga kali Mas Anam menelponku, tapi belakangan ini, dia jarang menghubungiku, dan aku tidak tahu entah apa sebabnya. Oleh sebab itu aku harus ekstra kerja keras, karena penghasilan dari aku menjadi buruh cuci di rumah Bu Ajeng saja tidak cukup. Akhirnya aku memutuskan untuk ikut melamar pekerjaan di pabrik itu, karena kata Citra uang gaji di sana terbilang besar bagiku
Baca selengkapnya
Bab 5
"Iya Cit, aku akan selalu sabar menanti kabar dari suamiku, karena hanya dia belahan jiwaku yang saat ini ku punya selain Zahra tentunya. " Tanpa terasa cairan asin mengalir deras ke pipiku, betapa hati ini teramat merindu seorang pria yang sudah menjadi imamku itu. Citra menenangkanku dengan cara mengelus bahuku yang sedikit berguncang. "Ri, ini bau apaan?" tanya Citra sembari menggerakkan cuping hidungnya, aku pun juga mengikuti gerakan yang dilakukan oleh Citra, seketika itu juga mataku membulat, dan benar saja ternyata tempe yang sedang aku goreng sudah gosong. "Ya ampun Citra, masakanku gosong!" pekikku dan bergegas mematikan kompor yang masih menyala. Citra yang melihat aku mengangkat tempe gagal tersebut bukannya membantu justru menertawakanku dengan kencang. "Ya ampun Ri, kita keasikan ngobrol dan baper-baperan, masakan mu jadi gosong tuh," ujar Citra masih dengan tawanya yang seperti senang di atas derita orang. "Issh ini semua gara-gara kamu, jadi gosong masak
Baca selengkapnya
Bab 6
"Eh kalian tau gak, ternyata si Riri itu beneran jadi simpanan lho, " ucap Bu Ida pada para pembeli, posisinya Bu Ida sedang duduk di kursi dengan arah membelakangi jalan, begitu juga dengan para langganan warung Bu Ida, selain jadi langganan warung, mereka juga menjadi langganan ibu-ibu tukang ghibah. Sementara posisiku ada di belakang mereka kebetulan aku memang ingin membeli sesuatu di warung Bu Ida, jadi tentu saja mereka tidak tahu jika aku mendengar obrolan mereka tentangku. Dan aku pun memang sengaja tidak bersuara lantaran ingin tahu mereka akan bicara ap tentangku. "Ah masa sih Bu? Tau darimana? Nanti kita malah fitnah lagi. ""Yah, Bu Kesi ini gak update informasi di desa ini sih, kan beritanya udah kemana-mana, Bu. ""Iya Bu Kesi, saya juga udah dengar beritanya, tapi ya gitu deh, saya mah diem aja, soalnya takut fitnah, " timpal Bu Lela. "Eh Bu Lela, itu semua benar, aku tau sendiri dari si Lintang, dia sendiri yang ngomong ke aku," ucap Bu Ida. "Ah masa
Baca selengkapnya
Bab 7
"Oh, begitu ya, mulut kayak Bu Ida ini pantasnya itu dikasih ini! " dengan tiba-tiba aku mengambil cabe setan dengan tanganku sembari meremasnya dan dengan gerakan cepat aku menyumpal segenggam cabe setan itu kedalam mulut Bu Ida , dan sudah aku pastikan rasanya itu pasti sangat pedas."Aaaaa, apa yang kau lakukan Riri! " pekik Bu Ida sembari melepeh cabe di dalam mulutnya. "Itu masih belum seberapa, Bu, setelah ini jika kau berani mengusikku atau keluargaku maka riwayatmu akan tamat! " ujarku sembari menatap tajam Bu Ida. "Begitu juga dengan kalian, jangan asal telan omongan orang yang kalian dengar, bia saja itu fitnah, lagian apa kalian tidak punya kegiatan sehingga hidup kalian itu sibuk mengurusi hidup orang lain! " "En, enggak Ri, itu tadi Bu Ida yang mulai duluan. ""Kurang ajar ya kalian! Besok gak usah agi ngutang di warung ku, dan cepat melunasi hutang kalian! Dan kau Ri lihat saja akan aku balas kau nanti! " ucap Bu Ida murka, lalu Bu Ida meninggalkan tempatnya berdiri d
Baca selengkapnya
Bab 8
Aku berjalan menuju pintu dan bergegas membukanya, tapi pada saat aku membuka pintu, aku sedikit mengernyitkan dahi, karena ternyata yang datang bukan lah orang yang kukenal. "Assalamualaikum, maaf apa benar ini rumah Ibu Riri orangtua dari Zahra Putri? " "Iya benar. Bu, ada apa ya? ""Boleh saya masuk, Bu? ""Oh, boleh, Bu, mari silahkan, " ucapku mempersilahkan tamu tersebut masuk dan duduk di atas karpet di ruang tamu ku. "Maaf ya, Bu, lesehan, soalnya gak punya sofa. ""Ah, tidak apa-apa Bu Riri. ""Oh iya, maaf kalau boleh tau ada keperluan apa Ibu datang kesini? Dan sepertinya kita belum pernah saling mengenal kan sebelumnya? " ucapku bertanya pada wanita itu."Begini Bu Riri, sebelumnya perkenalkan saya Emi, saya ini guru Tk Ceria, tapi juga sebagai petugas bagian pendaftaran murid baru, jadi saya kesini mau menyerahkan formulir data diri siswa dan mohon Ibu Riri isi," jelas Bu Emi yang membuatku semakin bingung. "Maaf, maksudnya apa ya, Bu, saya gak ngerti? ""Jadi tadi it
Baca selengkapnya
Bab 9
"Benar dong Sayang, memangnya pernah Ibu berbohong sama Zahra? " "Nggak, Bu," Zahra menjawabku sembari tertawa, menampilkan deretan giginya yang ompong. "Ya Sudah, Ibu pamit kerja dulu ya, sebentar lagi Nenek Tiar akan datang, Ibu perginya sama tante Citra. "Iya Bu, Ibu hati-hati ya, " ucap Zahra dan kujawab dengan seulas senyum di bibirku. *** "Kamu kenapa Ri? Kok kelihatan lagi kayak ada masalah gitu? Coba cerita, mana tau aku bisa kasih solusi," tanya Citra padaku saat kami berjalan menuju pabrik. "Aku lagi bingung Cit. " "Bingung kenapa? " "Kamu masih ingat kan pria yang tempo hari ngasih aku sembako banyak banget, nah beberapa hari kemudian dia datang lagi dan memberikan amplop yang ternyata isinya uang sebesar Lima juta rupiah Cit, terus kemarin tiba-tiba saja ada orang mengaku dari Tk Ceria datang ke rumah, terus dia nyuruh aku isi formulir data siswa, katanya ada seorang pria yang ngaku kakeknya Zahra, daftarim Zahra masuk ke sekolah Tk itu Cit, tapi kamu kan tahu,
Baca selengkapnya
Bab 10
"Kamu yang sabar Mbak Riri, nanti aku coba cari tahu, aku tanyakan ke teman-teman, siapa tau ada yang mengetahui dimana Anam berada," ujar Toni, ucapannya sedikit memberikan angin segar bagiku. "Tolong kabari saya segera ya Mas, kalau Mas Toni sudah mengetahui keberadaan Mas Anam. " "Pasti Mbak, saya pasti akan kabari Mbak Riri kalau sudah tahu dimana Anam berada, kalau gitu saya permisi, yang sabar ya Mbak," ucap Mas Toni dan setelahnya ia berlalu. "Mas Anam, dimana kamu, Mas... " "Sabar Ri, nanti kita cari sama-sama. " "Tapi mau dicari kemana Cit? Aku tidak tahu dimana Mas Anam berada. " "Ri, jangan-jangan benar apa yang kukatakan tadi tentang suamimu yang ternyata ngasih semua itu sama kamu." Aku sedikit termenung, dan mencerna baik-baik apa yang Citra katakan. "Apa iya itu adalah Mas Anam? " "Tolong kabari saya segera ya Mas, kalau Mas Toni sudah mengetahui keberadaan Mas Anam. " "Pasti Mbak, saya pasti akan kabari Mbak Riri kalau sudah tahu dimana Anam berada, kalau gi
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status