Share

Bab 11. Ais yang Malang

Kutinggalkan Eka yang sudah pasti masih menggerutu di dapur sana. Terserah saja, yang penting aku nanti tahu semua beres. Tanpa harus dibantu oleh Mas Asep.

Dia harus merasakan seperti apa sulitnya menjadi seorang pembantu. Enak saja mau menjadi kaya dengan cara instant.

Tidak bisa seperti itu Marimar!

Kuhela nafas panjang saat menyaksikan Ais yang masih duduk di ranjang. Putri kecilku itu, masih sibuk dengan mainan barunya.

"Eh ibu, mau ikut main?"

Saat aku masih terus menatapnya, Ais malah menatapku terlebih dahulu.

Segera kusuguhkan senyum paling manis, sembari melangkah mendekatinya dan kini duduk di depannya.

"Boleh. Sudah lama sekali kan Ibu sama Ais tidak main bareng."

Kuambil salah satu boneka dan mulai bermain bersama dengannya. Melihatnya tersenyum, sungguh sebuah kebahagiaan tersendiri bagi seorang ibu. Selain itu, ini adalah waktu yang tepat untuk membicarakan beberapa hal dengannya.

"Saat Ibu ada di luar negeri, apa semua baik-baik saja?" Memulai obrolan, hal
Anggrek Bulan

Selamat pagi Selamat membaca semua

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status