All Chapters of Kesempatan Kedua untuk Cinta: Chapter 21 - Chapter 30
84 Chapters
Kenyataan Pahit
“Luar biasa sih lo. Gue masih gak habis pikir, kok bisa dosen segalak Pak Hada masih bersikap lemah lembut sama lo Mi!” Dua orang perempuan tampak tertawa di depan pintu. Mereka berdua tidak sadar bahwa tidak jauh dari mereka, Sepia sedang berdiri memperhatikan mereka. Sudah lama sekali Sepia menunggu kebenaran yang mungkin akan sangat menyesakkan.Bisingnya suara yang memenuhi lorong-lorong kampus menjadi suara sumbang yang membuat percakapan kedua perempuan itu tidak terdengar begitu jelas di telinga Sepia.Perempuan berambut pirang yang mengenakan baju berwarna krem menimpali dengan tertawa kecil. “Orang kayak Pak Hada masih biasa.”“Ya, siapa yang enggak bertekuk lutut sih sama primadona yang satu ini. Arumi Rahisya, haha…,” temannya kembali tertawa. Kemudian tangannya naik menggelayuti bahu perempuan yang dipanggil Arumi itu. “Jadi gimana, karir model lu? Lanjut sama brand populer itu atau lu terima tawaran brand baru yang ngasih harga mahal?” tanyanya.Arumi menurunkan lengan t
Read more
Goyah
“Apa perempuan itu bilang? Lihat saja nanti?” ucap Sepia dalam hati.Arumi telah mengajaknya bertaruh untuk sesuatu yang jelas adalah sebuah kebodohan. Bukannya takut dan merasa malu, Arumi malah semakin menunjukkan keangkuhannya. Padahal yang dilakukannya adalah hal yang jelas-jelas salah. Merusak hubungan orang lain dengan keegoisan perasaannya semata. Sepia hanya terenyum hambar mengingat lelucon itu. Benaknya masih berenang dalam satu pertanyaan, untuk apa bertahan dengan orang yang terus menerus berbohong dan mengkhianati tulusnya kepercayaan?Pada padatnya lalu lalang kendaraan di jalan raya, langit yang menguning menampilkan transisi jingga dan merah yang indah. Sepia membaurkan pandangannya dengan hiruk pikuk keramaian, matanya menatap ke luar jendela mobil yang melaju pelan namun pikirannya masih bergelut dengan banyak opini yang terus menghantuinya.Semuanya sudah jelas bagi Sepia. Kenyataan yang pahit itu tidak mampu disangkal dengan kebohongan apa pun lagi. Sekarang keputu
Read more
Firasat
Hampir satu jam lamanya Sepia duduk diam bersama secangkir cokelat di pojok ruangan. Selama itu juga telinganya terasa panas karena mendengarkan obrolan tiga perempuan di depannya sekaligus meratapi nasib malang yang menimpanya.Namun baginya, aroma cokelat dan panggangan roti itu belum cukup membuatnya sedikit lupa dengan kegudahannya. Malah semakin lama semakin bertambah.“Apakah aku harus berjuang untuk mempertahankan rumah tanggaku? Haruskah? Sementara pondasi hubungan yang ingin kupertahankan saja sudah hancur. Jika perselingkuhan yang terjadi ini adalah ujian untuk keluargaku, apakah semuanya akan kembali seperti sediakala saat aku berhasil mengambil hati Ray kembali?”Sepia menuliskan pesan itu kepada Alea. Ia berulangkali mengetik dan menghapus pesan dalam waktu yang lama.Tak berselang lama ponselnya kembali berdenting.“Aku takut memberikan saran untukmu Pia. Aku pernah berada di posisimu dan aku memilih untuk memenangkan hatiku sendiri. Pikirkan matang-matang apapun perasa
Read more
Semakin Sulit
Ray terdiam beberapa saat setelah Sepia meninggalkan ruangan itu. Ia memijat pelan keningnya, lalu duduk perlahan di ujung kasur. Urusan ibu dan istri adalah urusan paling rumit yang harus selalu ia hadapi. Ponsel Ray berdenting beberapa kali, membuatnya langsung merogoh saku celananya. Ia menggulir layar ponselnya pelan, beberapa saat raut wajahnya semakin muram dan cemas. Ia beranjak dari duduknya, berjalan mondar-mandir dekat jendela.Langit sudah gelap sempurna terlihat dari tirai yang sedikit terbuka, gerimis juga mengguyur dengan intensitas semakin deras. Sama seperti kekhawatiran yang Ray rasakan, tampak tergambar semakin jelas.“Sial!” umpat Ray. Laki-laki itu mengusap kasar rambut ikalnya. Lalu menutup tirai dengan hentakan cukup keras dan pergi meninggalkan kamar Shabiru.Di meja makan, Nawang sedang menata piring. Sajian ikan berkuah santan berada di mangkuk putih paling besar, berada di tengah dikelilingi nasi dan lauk pauk lainnya.“Oma!”Shabiru berlari kecil menghampir
Read more
Keributan
“Aku juga perempuan, menginginkan hubungan yang pasti. Hubungan yang tidak membuatku takut dan khawatir. Aku menginginkan hubungan resmi yang membuatku merasa aman dan terjaga. Aku juga berhak memintanya kepadamu …,” kata Arumi.Ray tertegun beberapa saat, ia menoleh ke arah Arumi yang menatapnya penuh harapan. Ia kembali memalingkan pandangannya, ia ingin menghindari pandangan itu. Pandangan yang selalu saja berhasil menghipnotisnya selama ini. Arumi cantik dan sempurna dalam pandangan banyak laki-laki begitupun dengan Ray. Lalu Sepia? Ray seolah amnesia dengan pesona yang dimiliki istrinya.Sesaat bayangan Sepia dan awal-awal perjumpaan mereka menghantui Ray. Penyesalan dan rasa bersalah mencuat perasaannya. Ia sudah melangkah terlalu jauh dan entah seberapa besar ia menyakiti perempua itu.“A-aku Gak bisa memberikan apa yang kamu inginkan.” Ray kembali menggeleng untuk ke sekian kalinya. “Tolong mengertilah. Kita hanya dipertemukan dengan ketidaksengajaan.” “Kenapa gak bisa? Lalu
Read more
Arumi Sastya
“Kamu pasti akan mendapatkan laki-laki yang lebih baik, yang belum berumah tangga, mapan dan akan mencintaimu dengan tulus tentunya ...,”Kalimat itu masih terbayang di kepala Arumi. Sampai kapan pun, Arumi mungkin tidak akan pernah percaya dengan sebaris kata menenangkan itu. Sikap Ray yang tiba-tiba berubah begitu mendadak benar-benar membuat Arumi merasa tidak terima dengan keputusan Ray yang meminta hubungan mereka harus berakhir begitu saja.Arumi Sastyas terjebak dalam perasaannya sendiri.Arumi duduk sendirian di sebuah coffe shop bergaya klasik dengan bangunan dominan warna cokelat. Ia menggunakan jaket yang tadi diberikan Ray untuk menutupi lututnya. Ia gerai rambut pirang yang lurus bergelombang, membuat penampilannya terlihat semakin segar.Kepulan asap di cangkir kopinya sudah berlalu sejak tadi, sudah dingin namun Arumi masih belum menyentuhnya sama sekali. Cangkir itu tidak berpindah sedikit pun, ia hanya memutar sendok dan terus mengaduk kopi itu dengan pikiran yang tak
Read more
Permintaan Terakhir
“Apa maksudmu?” kedua alis Ray hampir saling bertaut.Ternyata saat Ray ingin benar-benar kembali, Sepia sudah kehilangan kesabarannya. Sepia tidak bisa lagi mempertahankan hubungan dengan banyak kepura-puraan.“Kurasa aku tidak harus mengulangi kalimatku.” Sahut Sepia.Suasana rumah Ray kembali dipenuhi ketegangan. Ray terus menatap Sepia, menunggu penjelasan jawaban dari sebaris kalimat yang mencengkeram lehernya. Ray tidak menyangka Sepia akan meminta sesuatu yang bahkan tidak pernah terlintas dalam pikirannya. Meski ada Arumi dan meski Ray berselingkuh, ia tetap tidak pernah ingin kehilangan Sepia.“Kamu pernah bilang ‘kan bahwa kamu akan memenuhi semua permintaanku?” tanya Sepia dengan tegas seraya menahan tangis. “Itu adalah permintaan terakhirku. Tolong lepaskan aku dari ikatan kita, aku sudah tidak sanggup lagi berbohong atas kebohonganmu. Aku sudah tidak bisa lagi berpura-pura dari pengkhianatan yang kamu lakukan.”Ray berusaha memeluk Sepia, namun perempuan itu mundur dan me
Read more
Perpisahan
Hujan telah membuat lalu lintas menjadi terhambat, juga membuat Arumi hampir terlambat mengikuti jam kuliah pagi karena tertidur lelap. Sebenarnya bukan salah hujan, tetapi karena salahnya sendiri karena semalaman tidak bisa memejamkan mata. Pukul empat pagi ia baru merasakan mengantuk dan tertidur pulas sampai pukul tujuh. Apalagi yang membuatnya susah tidur selain memikirkan Ray.Jam kuliah memang dimulai pukul delapan lebih, tapi Arumi adalah tipikal perempuan yang bisa menghabiskan waktu sangat lama di kamar mandi, belum lagi mencatok rambut dan mengenakan berbagai riasan wajah.“Sial hujan! Aku selalu membenci hujan. Aku jadi telat!” Arumi mengomel di depan cermin rias besarnya.Jam tujuh lebih tiga puluh lima menit, Arumi menyemprotkan parfum mahal yang selalu menjaga wangi tubuhnya tetap segar. Ia kembali meletakkan botol kaca kecil itu dengan tergesa, lalu berjalan tergesa meninggalkan apartemennya menuju kampus yang jaraknya tidak jauh. Ia pergi ke sana dengan taksi online.S
Read more
Melewati Batas
[Sore nanti, pemotretan jangan terlambat]Re Kosmetik.Arumi menyeringai senyum setelah membaca pesan singkat itu. Ia terlalu sibuk dengan perasaannya, sampai-sampai lupa bahwa ia punya beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan. Setidaknya dengan kesibukan yang ia miliki ia bisa sejenak melupakan masalah dalam kehidupannya. Ia kembali menggulir layar ponselnya, mengetikkan nama Ray namun tidak ada sepatah pesan pun dari laki-laki itu. Padahal ia sangat menantikan pesan itu. Ia begitu cemas dan khawatir, sikap Ray perlahan menunjukkan kesungguhannya untuk meninggalkannya.“Apakah Ray benar-benar meninggalkanku? Setega itu?” Arumi menggigit bibirnya yang semerah stroberi.Kehilangan dan ditinggalkan telah menjadi ketakutan terbesar setiap orang. Sementara Arumi, ia bukan hanya takut kehilangan, ada istilah lebih buruk lagi yang mungkin akan orang-orang celotehkan. Yakni dibuang, seperti sampah atau barang yang sudah tidak berguna lagi.“Ray … kumohon jangan tinggalkan aku …” batinnya.
Read more
Rest Area
Semua yang terjadi tetap takdir, hanya saja tidak setiap hal yang ditemui adalah sesuatu yang bisa dimiliki seumur hidup. Hati manusia bukanlah sesuatu yang tidak bisa berubah, dan pola pikir adalah sesuatu yang terus tumbuh. Benar atau salah, egois atau tidak. Terkadang semua hal itu memang tidak ada artinya lagi.“Aku harap aku cukup lapang untuk menghadapi semua ujian ini.” Sepia memejamkan matanya dalam-dalam.Hanya sebentar lagi, ia harus menghadapi proses perceraian. Lalu setelah itu ia akan memulai sesuatu yang benar-benar baru. Menjadi orang tua tunggal untuk putranya sekaligus berperan menjadi ayah dan ibu dalam waktu bersamaan. “Semoga aku bisa …,” batinnya lagi.Kedua mata Shabiru kembali terpejam dalam pangkuan Sepia, sesekali sorot cahaya masuk menerpa wajahnya. Jauhnya perjalanan membuat anak itu letih. Ya, sekarang mereka sudah pergi jauh. Tidak ada lagi sosok ayah yag selalu megisi hari-harinya, tapi bukan berarti Sepia akan egois dengan tidak membiarkan anak itu berte
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status