All Chapters of Terlahir Kembali untuk Cinta dan Dendam: Chapter 81 - Chapter 90
100 Chapters
Bab 81
Vera sangat marah sampai paru-parunya bisa meledak, dia sama sekali tidak menyangka bahwa Tanaya yang memiliki hubungan baik dengannya bisa tiba-tiba berubah sedrastis ini."Dasar wanita jalang! Ternyata kasih sayangmu padaku sebelumnya cuma akting! Tanaya, kamu benar-benar sangat licik!"Kedua mata Vera memerah, pupilnya membesar karena terlalu bersemangat dan menatap Tanaya dengan tajam, dari mana Vera masih memiliki tampang polos dan patuh seperti biasanya.Tanaya tertawa dan tiba-tiba merasa bahwa sifat manusia adalah hal yang sangat menarik.Saat dia memperlakukan Vera dengan baik, Vera merasa itu adalah hal yang sudah seharusnya didapat, tapi tanpa ragu-ragu menghancurkan Tanaya karena merasa cemburu. Saat Tanaya memperlakukan Vera dengan buruk, Vera merasa Tanaya tidak tahu berterima kasih dan memiliki niat tersembunyi.Jadi, di hadapan nona besar Keluarga Mauel ....Apakah dia harus menerima situasi di mana Tanaya melindunginya, tapi malah ditindas olehnya?Hanya saja dia tidak
Read more
Bab 82
Hanya saja, sulit bagi seseorang untuk menghubungkan Tanaya dengan wanita yang serakah akan kekayaan dan pengaruh.Jakun Reiga bergerak dan mengira Tanaya sedang emosi, jadi dia berkata dengan lembut, "Sudahlah, Naya. Jangan buat masalah, kamu tahu kalau aku mencintaimu, cinta dan uangku semuanya untukmu."Senyuman di wajah Tanaya semakin mendalam dan terdapat cahaya merah tua di matanya.Hanya saja dia menginginkan nyawa Reiga!Reiga tidak hanya menjadikannya sebagai alat tawar menawar dan mencelakainya, Reiga bahkan juga membuat Henry kehilangan satu lengannya, apa yang akan Reiga berikan sebagai balasannya?Reiga mengerutkan kening dan menatap wanita di hadapannya. Jelas-jelas Tanaya sedang tersenyum, tapi entah kenapa Reiga terasa seperti seekor ular dingin yang mengeluarkan racun."Tapi aku sudah nggak mau cinta Kak Reiga dan cuma mau uang," ujar Tanaya dengan lugas dan pura-pura bersikap gila setelah dikhianati oleh cinta.Reiga tidak menyangka kelugasannya, hanya merasa bahwa di
Read more
Bab 83
Suara yang bersih dan rendah terdengar dari sisi lain panggilan, suaranya terdengar sangat bagus sampai Tanaya merasa terlena oleh suara itu."Nggak salah paham."Tanaya dengan perlahan berhenti memutar kursinya, dia tidak bisa menahan senyuman di sudut mulut dan wajah Tanaya terasa sedikit hangat."Aku lagi merancang desain Taman Roseyard, Keluarga Mauel pasti akan memenangkannya," ujar Tanaya dengan perlahan, dia tidak bisa menahan diri untuk berpikir apa yang sedang Henry lakukan."Hm, malam ini aku harus pergi ke Kota Yusi karena ada proyek di sana."Tanaya tertegun sejenak dan mengerti bahwa Henry ingin mengatakan bahwa dia tidak bisa datang malam ini.Sebenarnya Henry tidak perlu mengatakan apa pun padanya.Apakah takut harapannya akan pupus?Henry percaya dia benar-benar sedang berharap?Tidak peduli apakah benar atau pura-pura, Henry tidak tega dia merasa kecewa?"Aku akan ambil jam tangannya dua hari lagi, telepon aku kalau ada masalah," ucap Henry dengan suara yang dalam."Ba
Read more
Bab 84
Dengan adanya bantuan dari Charles, Keluarga Mauel benar-benar berhasil memenangkan tender proyek Taman Roseyard.Kabar langka ini membuat Tuan Besar Arya sangat bugar dan bersemangat. Secara keseluruhan terlihat jauh lebih muda."Kali ini kita bisa mendapatkan proyek Taman Roseyard ini semua berkat Naya."Di jamuan keluarga, Tuan Besar Arya mengangkat gelas minum dan berkata sambil tersenyum."Benar, bisa dikatakan Tuan Muda Charles sedang memberikan informasi penting untuk kita. Nanti kamu mesti menyiapkan sebuah hadiah mewah untuk berterima kasih pada Tuan Muda Charles." Tuan Besar Arya buka suara lagi."Kakek tenang saja, aku mengerti."Reiga tidak buka suara. Dia tidak mengerti kenapa Charles dengan mudah menyetujui permintaan Tanaya untuk mendapatkan proyek ini demi Keluarga Mauel.Vera malah tidak sabar menyindir, "Bukannya hanya sebuah proyek? Apa yang perlu disombongkan!"Begitu mendengarnya, Nelia segera menarik kerah bajunya dan berkata dengan suara kecil, "Apa yang sedang k
Read more
Bab 85
Omong-omong, Keluarga Mortell benar-benar sangat kaya, bahkan bukan kekayaan biasa.Keluarga Mortell bukanlah keluarga kaya ortodoks, tetapi tingkat kekayaannya malah tidak bisa dibandingkan oleh keluarga kaya biasa.Ayah Lydia, John Mortell telah berhasil meraup keuntungan dari properti dan internet. Dalam waktu dua tiga tahun sejak Lydia lahir, Keluarga Mortell telah mengumpulkan sejumlah besar harta.Justru karena itu, pengeluaran makanan dan pakaian Lydia sejak kecil telah membuat berbagai nona kaya iri.Tidak hanya itu, John juga terkenal memanjakan putrinya. Bisa dikatakan bahwa sifat manja Lydia juga disebabkan oleh ayahnya. John kehilangan istri pada usia muda. Meskipun dia terus-menerus menjalin hubungan dengan wanita, dia tidak pernah menikah lagi. Justru karena itu dia sangat perhatian sama Lydia."Naya ...." Lydia melepaskan kacamata hitam dan mengeksposkan sepasang mata panda. Dia memeluk Tanaya dengan ringan karena agak merindukannya.Tanaya memeluk balik Lydia dengan mat
Read more
Bab 86
Setelah tertegun sejenak, dia teringat hal tidur di rumah Henry terakhir kalinya. Dia menyipitkan mata, lalu menatapnya sambil berkata, "Apa kamu serius?""Ya, sangat serius." Tanaya menoleh ke arahnya dengan serius.Lydia mengangakan mulut, tetapi tak kunjung buka suara.Lebih baik dia terus menoleransi Reiga saja!Setelah terdiam beberapa lama, Lydia memberi saran dengan tulus, "Boleh main-main, tapi jangan jatuh cinta."Tanaya tidak mengerti, "Kenapa?""Orang seperti Henry tampak nggak berhasrat, lembut dan pemalu, tapi kenyataannya nggak berperasaan dan sangat kejam. Wanita yang jatuh cinta padanya nggak bakal berakhir dengan baik." Lydia mengerutkan kening, jelas tidak setuju.Akan tetapi, dia juga tahu bahwa pria seperti Henry memiliki daya tarik yang kuat terhadap wanita.Tanaya merenungkan kata-katanya tanpa suara.Ya, sebenarnya omongan Lydia benar, tetapi juga tidak sepenuhnya."Naya, jangan bodoh. Kalau kamu mendambakan ketampanan dan uang darinya, anggap saja aku nggak pern
Read more
Bab 87
Saat mendengar itu, Lydia tertawa dan meliriknya dari atas ke bawah, lalu berkata tanpa segan, "Apa Nona Janet merasa dengki saat orang lain punya benda bagus?"Raut wajah Janet menjadi agak pucat dan berkata dengan sedih, "Aku hanya benar-benar merasa kalung itu sangat cantik. Apalagi kalung ini masih belum jadi milikmu."Ucapan Janet memang tidak salah.Lydia adalah VIP kelas atas di toko merek diawali huruf D ini. Setelah memperkenalkan berbagai model dengan ramah, pramuniaga mengundang mereka berdua untuk mencoba pakaian dan permata dalam ruangan tamu.Sementara itu, kenyataannya adalah Lydia memang ke sini demi model baru produk, tetapi kebetulan produk baru telat tiba dari waktu yang diperkirakan.Kebetulan saat mereka selesai belanja dan ingin pulang, tiba berbagai produk baru di toko.Mungkin karena ingin meninggalkan kesan yang baik kepada para pelanggan, sehingga begitu produk baru tiba, pramuniaga segera memperkenalkan beberapa produk baru kepada Lydia. Mereka berdua juga ka
Read more
Bab 88
"Apa Nyonya nggak berencana untuk merebut kesukaan orang lain?" Lydia langsung omong blak-blakan tanpa ragu-ragu."Nggak berani, nggak bisa dikatakan merebut kesukaan, hanya bisa dikatakan setiap orang punya mau mempercantik diri. Jarang ada benda yang disukai Janet, sebagai senior, tentu saja aku harus berusaha memenuhi keinginannya." Nyonya tua itu berkata dengan perlahan dan ekspresi datar, sama sekali tidak terlihat murka.Lydia berkata dengan senyuman tipis dan merasa kesal terhadap orang tua yang menyesalkan seperti ini.Selalu melakukan sesuatu secara bertele-tele. Begitu buka suara langsung penuh dengan aturan, membuat orang terdengar pusing.Tiba-tiba, Lydia teringat nyonya tua di rumahnya itu. Biasanya nyonya tua itu juga cerewet seperti ini, tetapi bagaimanapun dia adalah nenek kandungnya. Meskipun sering menunjukkan kemoceng di rumah, neneknya selalu membelanya saat berada di luar.Tanaya tidak bersuara, melainkan merenungkannya dengan serius. Dia juga tidak menyamakan nyon
Read more
Bab 89
"Nggak sangka begitu kurang beruntung. Nona Lydia, bagaimana kalau lupakan saja. Menurutku, kalung di dalam Ipad ini juga sangat cantik. Selain itu, Tuan Letno juga sudah meminta maaf."Janet pura-pura berkata seperti itu, tetapi dalam hatinya malah sangat kegirangan.Lydia kalah darinya, mungkin setelah pulang ke rumah, dia bisa tertawa saat sedang tidur!Perlu diketahui bahwa apa yang direbutkan sekarang bukan lagi kalung itu, melainkan harga diri dan melampiaskan amarah. Kalung itu direbut oleh Janet, bisa dikatakan Lydia sepenuhnya kehilangan harga diri.Ini tidak bisa diganti rugi oleh Tuan Letno tidak peduli seberapa banyak benda yang diberikan. Bagaimana mungkin Janet tidak kegirangan.Habis bicara, Lydia berdiri sambil tersenyum, lalu berkata secara langsung, "Berkenaan dengan pemilik toko ini sudah melakukan pilihan, maka aku harus mengalah. Apa lagi yang bisa aku katakan?"Selanjutnya dia menatap nyonya tua di depan secara mendalam dengan ekspresi datar, lalu berkata, "Nyonya
Read more
Bab 90
"Manajer Wayne, aku tahu kalung ini adalah benda pribadi Tuan Letno, tapi aku benar-benar sangat menyukainya. Apa aku boleh mencoba untuk mengenakannya?"Janet berkata dengan lembut dan tampak sangat mulia."Tentu saja." Manajer itu mengiakannya, lalu mempersilakan Janet dan nyonya tua itu duduk. Manajer itu mengenakan sarung tangan hitam, lalu mengeluarkan kalung itu dengan hati-hati dan mengenakan untuk Janet.Janet melihat dirinya dalam cermin dan benar-benar sangat menyukainya.Dia juga seorang desainer, tentu saja bisa melihat teknik pembuatan kalung ini tidak sederhana. Hal yang terpenting adalah saat ini kalung ini seperti melambangkan perpisahan dia dengan masa lalu, bukan lagi gadis miskin yang tinggal di area kumuh dan setiap hari harus bekerja untuk orang lain.Dia bahkan berhasil merebutnya dari Lydia, dia juga bisa memiliki semua ini.Ini adalah permulaan, sebuah permulaan yang baru dan cemerlang ....Janet menikmati dirinya di depan cermin dengan serius, lalu menoleh ke a
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status