All Chapters of Terlahir Kembali untuk Cinta dan Dendam: Chapter 71 - Chapter 80
100 Chapters
Bab 71
Tanaya langsung tersenyum lebar, "Tuan Henry?""Masuk." Henry berkata dengan suara rendah.Tanaya mengangguk sebagai tanggapan, lalu mendongak dan menatap Reiga yang menunggu lalu lintas di seberang dengan cemas sebelum masuk ke dalam mobil Henry tanpa ragu.Kok Henry kembali?Meskipun Tanaya juga bertemu Henry di kehidupan sebelumnya, Henry pulang lebih awal karena menghadiri jamuan makan Vera.Hanya saja hari ini ....Kapan Tuan Henry kembali? Bukankah seharusnya kamu berada di luar negeri? Tanaya memiringkan kepala untuk menatap Henry dan berkata dengan bingung.Henry menatap wanita di depannya. Rambutnya diikat rendah dan beberapa helai rambut terjatuh karena berlari dengan tergesa-gesa. Tanaya terlihat lesu dan lemah. Entah berapa banyak yang dia minum, tetapi pipinya memerah dan terlihat agak konyol.Saat memiringkan kepala untuk melihat Henry, kedua matanya berkilau seperti permata yang sangat berharga.Lampu di dalam mobil redup, tetapi kulit di bawah gaun wanita itu sangat put
Read more
Bab 72
Henry, "..."Henry terdiam saat menghadapi tatapan serius dan jernih wanita itu.Saat berikutnya, Tanaya tersenyum dan berkata, "Sekarang aku sudah mau mekar!"Henry tidak bisa menahan diri untuk memijat alisnya dan memutuskan kelak dia akan menyuruh Tanaya untuk jangan minum terlalu banyak.Dylan yang sedang mengemudi memiliki banyak pertanyaan di kepalanya. Sepasang matanya terbelalak lebar saat melihat CEO-nya begitu memanjakan seorang wanita.Siapa yang bisa memberitahunya dari mana asal Nona Tanaya ini?Oh, mungkin Ethan yang berada di Benua Filia akan tahu....Tanaya bersandar di pelukan Henry dan tertidur lelap.Selama waktu ini, ponsel terus berdering.Selain satu Tuan Besar Arya yang menelepon untuk menanyakan situasinya, panggilan lainnya berasal dari Reiga.Henry melihatnya sekilas dan mematikan ponsel.Musik yang menenangkan mengalun dengan tenang di dalam mobil, lampu di luar mobil redup dan kegelapan malam penuh dengan lalu lintas serta hiruk pikuk.Saat itu dunia seakan
Read more
Bab 73
Beberapa detik kemudian, Henry melangkah maju dan menggendong Tanaya dengan pasrah.Tanaya menyipitkan mata dan memeluknya dengan puas.Hati Henry menegang. Dia menunduk dan menatap wanita di pelukannya. Jakunnya bergerak perlahan dan mengencangkan cengkeramannya sedikit pada wanita itu, lalu melangkah menuju ke apartemen Tanaya.Setelah diterpa angin malam dan tidur sebentar sebelumnya, Tanaya merasa lebih nyaman dan terjaga.Setelah membuka pintu, Tanaya turun dari Henry sebelum mengeluarkan dua pasang sandal. Dia melepas sepatu hak tingginya dan bergegas ke kamar mandi untuk mandi.Bau parfum, tembakau dan alkohol yang menyengat di klub malam benar-benar tidak sedap.Dia harus menjadi Tanaya yang harum.Henry yang berdiri di depan pintu menatap sandal pria abu-abu yang baru dan agak linglung.Tanaya benar-benar membelikannya sepasang sandal.Dia ingat.Jakun Henry bergerak dan dia membungkuk untuk merapikan sepatu hak tinggi yang dilempar Tanaya olehnya dan meletakkannya di samping,
Read more
Bab 74
"Berterima kasihlah padaku," ujarnya dengan suara yang dalam, tatapan matanya menggelap dan bersikeras.Tanaya mengerjapkan matanya dan menatap Henry dengan tatapan tidak percaya, dia membuka mulut tapi tidak mengatakan apa-apa untuk waktu yang lama.Terima kasih?Bagaimana harus berterima kasih padanya!Henry jelas-jelas sedang mempersulitnya!"A ... aku baru berterima kasih kalau kamu kasih aku keluar," ucap Tanaya sambil mengedipkan matanya dan berkata dengan nada menyanjung serta memohon.Henry menatapnya selama beberapa detik, lalu menyerahkan pakaian padanya karena takut dia kedinginan.Tanaya menghela napas lega, benar-benar takut Henry akan bersikeras menyuruhnya untuk berterima kasih padanya.Terima kasih? Untuk apa berterima kasih?!Tanaya berganti pakaian sambil bersenandung pelan, dia merasa sangat segar kecuali kepalanya yang masih terasa sedikit sakit dan perut yang terasa panas....Cuaca menjadi sedikit lebih dingin karena sudah memasuki musim hujan.Tanaya melihat Henr
Read more
Bab 75
Tanaya mungkin tidak menyangka Henry akan berkata seperti itu, jadi dia menoleh untuk menatap Henry dan berkata sambil tersenyum, "Ternyata Tuan Henry juga punya pikiran seperti itu di dalam pikiranmu."Henry menyipitkan mata dan menoleh untuk menatap Tanaya, kemudian berkata dengan serak, "Tanaya, jangan menganggapku terlalu baik."Seperti sebuah nasihat dan juga peringatan.Tanaya bertatapan beberapa detik dengannya dan menjawab apa-apa, lalu menarik kembali pandangannya sambil tersenyum, kedua siku disandarkan pada pagar dan berkata dengan acuh tak acuh, "Tapi kamu memang orang baik."Dialah yang terlambat menyadari hal ini.Henry mengerutkan bibir tipisnya, tubuh wanita itu ditutupi dengan selimut berwarna coklat muda di bawah langit malam, rambutnya beterbangan karena ditiup oleh angin malam dan terdapat ekspresi lembut yang jarang terlihat di wajahnya.Asap di antara jari semakin terasa membara, tapi Henry tidak ingin mengalihkan pandangannya.Kapal pesiar di sungai membunyikan p
Read more
Bab 76
Tanaya sedang memikirkan bagaimana harus menjelaskan hal ini pada Henry, tapi tiba-tiba dia merasakan bibir yang dingin sedang menyentuh lehernya dengan lembut.Henry menundukkan kepalanya, dia menyentuh leher Tanaya dengan perasaan sedih dan menahan diri.Tanaya merasakan rasa halus dan kesemutan yang terasa sedikit gatal.Napas Tanaya mengacau dan menelan ludah beberapa kali, entah kenapa merasa adegan ini sangat mesra.Henry dengan perlahan mengangkat kepala untuk menatap Tanaya pada detik berikutnya, kemudian bertanya dengan suara serak, "Tanaya, apa yang sebenarnya kamu inginkan?"Bulu mata Tanaya sedikit bergetar dan bertanya dengan serius sambil menatapnya, "Apa saja boleh?"Bola mata hitam Henry seperti sebuah laut yang tidak diketahui kedalamannya, Henry menatap Tanaya untuk waktu yang lama dan menjawab dengan pasrah setelah beberapa saat berlalu, "Hm."Rongga mata Tanaya memerah dan tertawa kecil.Bodoh.Tanaya mengetahui bahwa Henry selalu merasa dia memiliki niat tersembuny
Read more
Bab 77
"Bukan, kami bukan pakai obat itu ...." Wajah Tanaya memerah dan tidak bisa menahan diri untuk menjelaskan hal ini.Kakek tua ini benar-benar sangat tidak sopan, pikiran macam apa yang ada di dalam benaknya.Tanaya merasa malu dan kesal, bukan salahnya karena reaksinya lambat, ini semua karena kurang pengalaman dan Tanaya juga tidak berpikir ke arah itu.Tidak disangka kakek tua itu menyela ucapan Tanaya sambil tersenyum, "Kalau begitu pria ini nggak mampu? Nggak masalah, aku punya obat ajaib untuk memulihkan ginjal! Aku jamin pria ini bisa menjadi lebih energik!"Henry, "...""Nggak perlu," jawab Henry dengan dingin dan ekspresi masam.Mungkin karena Henry memancarkan aura yang menakutkan, dingin, serta membuat orang tidak berani mendekatinya, kakek tua yang berusaha menjual produknya menggelengkan kepala dan menghela napas.Tanaya sedikit tergoda dengan hal ini, dia menarik ujung pakaian Henry dan berkata dengan suara rendah, "Kamu nggak boleh menyembunyikan penyakitmu dan menolak pe
Read more
Bab 78
Pupil mata Henry yang dalam dan matanya yang bersih dipenuhi dengan kegelapan dan kekeras kepalaan.Rekaman tua di dalam kamar dengan perlahan mengeluarkan suara musik yang indah, terdapat sesuatu yang berkembang dengan pesat di tengah aroma kopi seiringan dengan suara rendah pria itu yang memabukkan."Bisa."Henry menjawab dengan singkat dan cepat, dengan sikap yang terang-terangan dan hati-hati.Seolah-olah Henry tidak akan pernah mengecewakan apa pun permintaannya.Tidak peduli apakah itu adalah perhitungan yang disengaja atau tidak disengaja.Tanaya memegang cangkir sambil tersenyum lembut dan berkata, "Tuan Henry, terkadang seseorang harus membayar harganya kalau mau mendapatkan sesuatu."Jakun Henry bergerak dan tatapan matanya menggelap sampai bisa mengembun saat mendengar ini.Bayangan cantik seorang wanita terpantul di pupilnya yang hitam, menandakan hasrat yang hampir tidak terkendali.'Bagaimana kalau ingin mendapatkanmu?''Harga apa yang harus kubayar?'...Tanaya merasa se
Read more
Bab 79
"Ahhh! Ternyata Naya adalah wanita cantik!""Bos besar, tolong buat satu set perhiasan! Aku mohon padamu sambil berlutut di lantai!""Bos besar, tolong lihat pesanku. Bagaimana kalau kamu bekerja sama dengan merek kami?""Orangnya cantik, jepit rambutnya juga cantik! Aku mau orang dan jepit rambutnya!""Istriku, istriku, cepat lihat aku! Istriku, aku mencintaimu ...."Henry baru saja selesai mandi dan menerima pengingat khusus di Twitter, Henry membuka Twitter dan melihat Tanaya memamerkan foto samping wajahnya yang tertutup bayangan dengan jepit rambut yang Henry berikan padanya.Sudut mulut Henry terangkat dan suasana hatinya sangat baik.Hanya saja, tatapannya tertuju pada beberapa komentar yang menulis kata 'istri' pada beberapa detik kemudian dan alis Henry berkerut.Kata yang sangat sederhana ini entah kenapa sangat menusuk mata.Henry melaporkan komentar ini dengan kejam dan suasana hatinya baru terasa lebih membaik....Keesokan harinya, Tanaya dipanggil kembali ke rumah Keluar
Read more
Bab 80
"Naya, kamu bekerja keraslah selama beberapa waktu ini dan segera buat rancangannya, kamu akan bertanggung jawab atas proyek ini kalau berhasil menang tender," ujar Tuan Besar Arya dengan lembut."Kakek, nggak perlu khawatir. Aku pasti akan melakukan yang terbaik," ujar Tanaya sambil mengangguk dengan ekspresi serius."Vera, ambilkan perhiasan milik kakakmu, kamu sudah berjanji akan mengembalikannya padanya, kenapa masih diam saja?" ujar Tuan Besar Arya dengan suara yang dalam.Mata Vera memerah dan amarahnya tidak kecil.Terlihat jelas bahwa masalah ini sudah ditetapkan sebelumnya, Vera tetap berbalik dan naik ke lantai atas meski merasa tidak terima.Tak lama kemudian, Vera membawa lima atau enam set perhiasan bersama dengan pelayan.Tanaya mengetahui bahwa ini adalah hadiah dari Tuan Besar Arya untuknya, pengusaha hanya tertarik pada keuntungan, dibandingkan dengan Vera yang sombong, manja dan tidak bisa mendatangkan banyak keuntungan, dirinya yang merupakan sebuah bidak catur yang
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status