Alissa tidak menyangka, Erick suaminya ternyata telah berkhianat. Tidak hanya bermain dengan wanita lain, namun juga telah merencanakan pembunuhan terhadapnya. Di tengah ketakutannya, kondisi Alissa ternyata dimanfaatkan oleh Reyvan. Reyvan Adinanta adalah seorang CEO Adinanta group, adik dari teman Alissa. Reyvan datang dengan menawari sebuah kesepakatan. Reyvan dan Alissa pun akhirnya menandatangani sebuah surat perjanjian, bahwa Reyvan akan menolong Alissa dengan syarat setelah Alissa berhasil selamat dan balas dendam, maka Alissa harus bersedia menikah dengan Reyvan. Akankah Alissa berhasil selamat dan membalaskan dendamnya? Mungkinkah akan tumbuh cinta antara Reyvan dan Alissa?
View MoreDi rumah Reyvan, tepatnya di kamar, Reyvan baru saja selesai bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Reyvan berjalan ke arah pintu untuk keluar. Akan tetapi langkahnya terhenti kala ia merasakan getaran ponsel di saku celananya. Dengan cepat Reyvan merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya. Tampak nama Alissa tertera di layar ponselnya. Reyvan tersenyum lebar. Ia senang Alissa menghubunginya, karena sejak semalam ia tidak berhasil menghubungi Alissa.Reyvan menyentuh layar ponselnya dan langsung terhubung dengan Alissa. Raut wajah Reyvan seketika memerah, rahangnya mengeras setelah mendengar semua yang di ucapkan oleh Alissa. Apa yang ditakutkannya terjadi. seperti kata Denis, Erick telah berhasil memberi Alissa obat dengan dosis tinggi. Tanpa pikir panjang, Reyvan segera menghubungi Rena. Ia menceritakan semua yang telah terjadi kepada Rena, juga meminta bantuan Rena untuk membawa Alissa keluar dari rumahnya. Setelah itu, Reyvan segera melangkah pergi menuju tempat Denis berada. Di
Di kantornya, Reyvan baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Tadi siang setelah Reyvan menemui Denis, ia langsung kembali menuju kantornya, untuk memeriksa beberapa masalah yang terjadi dengan perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaannya. Sebelumnya kakaknya, Riana, melaporkan ada salah satu perusahaan mitra kerja mereka ketahuan telah berbuat curang. Untuk itu Reyvan harus menyelidiki dan mengatasinya sendiri.Dari penyelidikan yang dilakukan oleh anak buahnya, Reyvan dibuat terkejut seketika. Ternyata dibalik pengkhianatan mitra kerjanya itu, ada hubungannya dengan perusahaan milik Alissa yang saat ini berada dalam kekuasaan Erick. "Ooh ... jadi begini cara kamu bermain, Erick? Sepertinya kamu belum mengenal siapa lawanmu," gumam Reyvan, tersenyum sinis.Berpikir tentang Erick, Tiba-tiba Reyvan pun terpikirkan tentang Alissa. Ia teringat ucapan Denis yang mengatakan bahwa Erick berencana memberi Alissa obat dengan dosis tinggi. Rasa khawatir pun memenuhi benak Reyvan. Seketika ia
"Sebenarnya apa tujuan Anda? Tolong katakan dengan jelas!" Denis tidak menyangka bahwa apa yang dia dan Erick lakukan pada Alissa telah diketahui oleh orang lain. Denis berpikir, kenapa Erick selama ini tidak pernah memberitahunya tentang masalah ini? "Apa kamu juga tidak tahu? Jika ya, maka kamu dalam masalah besar, Erick," ucap Denis dalam hati."Setelah semua pembicaraan kita tadi, aku yakin kamu tahu jelas maksudku. Kamu pikir, aku dapat darimana obat itu?" Mendengar ucapan Reyvan, seketika keringat dingin mengucur deras dari wajah Denis. Ia gugup. Ia mulai berpikir semua ini pasti ada hubungannya dengan Alissa. "Maksudnya, Anda ke sini atas perintah Alissa?" Denis sudah tidak dapat menahan diri dan langsung bertanya pada tamu misteriusnya itu."Lebih tepatnya, aku datang untuk membantu Alissa dari kekejaman kalian." Reyvan berkata seraya menatap tajam Denis. "Aku tahu, kalian telah merencanakan sesuatu untuk mencelakai Alissa, bukan?""La-lalu apa yang akan Anda Lakukan? Saya ti
Tampak mobil yang ditumpangi Reyvan sedang memasuki kawasan perumahan tempat tinggal Denis dan berhenti tepat di depan klinik Denis. Reyvan sudah tidak punya waktu lagi, ia harus segera mengatasi masalah obat yang sudah lama dikonsumsi oleh Alissa. Ia pun segera keluar dari mobil dan berjalan menuju klinik Denis. Di sekitar Klinik terlihat sangat sepi, seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Reyvan bergegas memencet bel yang ada di samping pintu masuk. Begitu bel berbunyi, tak lama terdengar suara langkah kaki yang mendekat dari dalam. Pintu pun akhirnya terbuka. "Maaf, dengan siapa?" tanya Denis yang Baru saja membuka pintu kliniknya. Reyvan yang semula membelakangi pintu, seketika menoleh ke arah Denis. "Aku ada perlu dengan kamu. Bisa kita bicara sebentar?" tanya Reyvan dengan gaya sok tengilnya.Denis mengerutkan alisnya. Ia tidak kenal siapa orang yang ada didepannya saat ini, tetapi kenapa orang itu mencarinya? Berbagai pertanyaan pun muncul di benak Denis. Akhirnya D
Tubuh Alissa terasa menegang kala tiba-tiba merasakan jari-jari tangannya terus-terusan ditusuk jarum. Sekuat tenaga Alissa menjaga dirinya agar tidak terpancing. Bagaimanapun ia harus tetap bertahan. Alissa tidak mengerti kenapa tiba-tiba Erick menyakitinya lagi. Hanya dua kemungkinan yang dipikirkan Alissa, yaitu Erick curiga kembali padanya atau bahkan sudah mengetahui bahwa Alissa berhasil membohonginya selama ini. Sekarang yang bisa ia lakukan hanyalah bertahan menahan semua rasa sakit dan menjaga pendiriannya. Alissa yakin Erick tidak akan berani menanyakannya pada Alissa selama Alissa kuat dengan pendiriannya. Karena jika Erick menanyakan semua itu, maka sama halnya dengan ia membongkar kejahatan ia sendiri selama ini.Erick sangat jelas merasakan ketegangan tubuh Alissa saat ia memegangi tangan Alissa. Senyum seringai kembali muncul di wajah Erick. Ia merasa tertantang oleh Alissa. "Ayo, Alissa Sayang! Tunjukkan dirimu!" ucap Erick dalam hati seraya menusuki jari Alissa lebi
Reyvan yang baru saja selesai bertemu dengan para suruhannya, kini ia sedang melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia kembali menuju rumah Alissa untuk menjemput Rena yang masih ada di sana. Tak jauh dari rumah Alissa, Reyvan menghentikan mobilnya, Lalu mencoba untuk menghubungi Rena, kakaknya. Tak menunggu lama, Rena mengangkat panggilan itu. Namun, hanya sebentar saja, panggilan itu tiba-tiba mati. "Dasar! Belum juga aku bicara, sudah dimatikan saja," gerutu Reyvan yang kesal pada kakaknya yang langsung mematikan panggilannya tanpa bicara.Tidak lama kemudian, dari dalam mobil Reyvan melihat Rena yang baru saja keluar dari rumah Alissa. Reyvan pun membuka pintu samping mobilnya, untuk mempermudah Rena masuk. "Bagaimana di dalam? Apa Kak Alissa baik-baik saja? Wanita itu tidak berhasil memberi obat itu pada kalian, kan?" Reyvan memberondong pertanyaan pada Rena begitu Rena masuk dalam mobil. Sebenarnya sejak ia meninggalkan rumah Alissa tadi, ia sangat khawatir pada Alissa j
Tampak Erick baru saja memasuki sebuah klinik sederhana yang berada lumayan jauh dari perkotaan. Dari luar klinik itu memang hanya terlihat biasa saja, akan tetapi di dalam ternyata semua nampak sangat berbeda. Klinik itu bukanlah tempat untuk pengobatan semata, melainkan tempat produksinya obat-obat ilegal.Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Erick masuk begitu saja. "Apa yang sedang kau lakukan? serius amat," tegur Erick pada seseorang yang kini sedang bergelut di depan beberapa formula temuannya.Seketika laki-laki yang duduk dengan memakai baju serba putih, berparas tampan dan memakai kacamata itu menoleh pada Erick. "Kamu! Sejak kapan kamu datang?" tanyanya."Barusan saja. Aku lihat pintunya tidak terkunci, jadi aku masuk begitu saja," jawab Erick. "Apa yang sedang kamu lakukan?" Kali ini Erick yang bertanya.Denis, teman Erick itu mendengus kesal. Is tidak suka dengan sifat Erick yang masuk semaunya. "Yach ..., seperti yang kau lihat. Aku sedang bergelut dengan ciptaan baruku,
"Apa?" Riana terkejut dengan apa yang ia dengar. "A-Apa yang Nona katakan tadi?'" Riana ingin memastikan apa yang ia dengar adalah salah. "Apa kurang jelas? Aku tidak suka jus. jadi, minuman ini untukmu." Rena pun mengulangi apa yang ia katakan. "Minumlah, dari pada mubazir," lanjutnya. Alissa yang sejak tadi hanya mendengarkan interaksi keduanya tersenyum tipis. Ia tidak menyangka Rena bisa membuat Riana terjebak oleh siasatnya sendiri."Ta-tpi Nona, saya tidak mungkin ... emm, obat ini milik Nona, temannya majikan saya. Jadi, Nona juga majikan saya. Mana berani saya minum minuman milik majikan saya.""Alah ... kamu ribet amat sih. Kamu anggap aku juga majikanmu, kan. Patuhi perintah majikanmu, cepat minum jus itu sekarang!" Rena pun menunjukkan sisi galaknya. "Tidak mungkin. Nyonya, tolong katakan pada Nona ini untuk tidak memaksa saya. Anda tahu sendiri saya tidak akan berani lancang." Riana berusaha mencari pembelaan dari Alissa.Alissa tersenyum pada Riana. Ia tahu Riana berus
Reyvan mengerutkan keningnya kala mendengar dengan jelas apa yang diucapkan Erick dari dalam. Ia sangat yakin, Erick akan pergi menemui seseorang yang berhubungan dengan obat yang di minum Alissa selama ini.Reyvan tak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia harus bisa mengikuti Erick dengan berbagai cara. Namun sebelum itu, ia harus menyelesaikan urusannya di rumah Alissa terlebih dahulu.Reyvan membenarkan kerah baju yang ia pakai, lalu bersiap untuk mengetuk pintu ruang kerja Erick. Reyvan mengangkat tangannya, sudah siap untuk mengetuk, tetapi tiba-tiba pintu terbuka dan muncul lah Erick dari dalam."Ada apa? Apa yang kau lakukan?" tegas Erick dengan pandangan matanya yang tajam.Reyvan yang melihat kemunculan Erick secara tiba-tiba, seketika cengengesan. "Ooh, Tuan! Tidak ada, saya hanya ingin bilang semua AC sudah saya periksa, sekarang tinggal ruangan ini."Erick mengerutkan keningnya menatap aneh pada Reyvan, baginya cara bicara Reyvan tidak seperti tukang servis pada umumnya.
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.