Hutang Dibayar, Nikah!

Hutang Dibayar, Nikah!

Oleh:  Fiska Aimma  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
5 Peringkat
38Bab
15.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Lulu yang tidak tahu apa-apa harus hidup miskin akibat banyaknya penghutang pada almarhumah ibunya yang tidak tahu diri. Beribu cara dilakukan tapi hasilnya nihil, Lulu hampir putus asa karena 25 penghutang selalu saja menghindar sedangkan Lulu butuh biaya untuk menghidupi diri dan adiknya. Untungnya, kala Lulu hampir menyerah seorang Rifat datang dan menyatakan ingin menikahinya demi membayar hutang ayahnya. Apakah Lulu dan Rifat dapat bersatu demi menumpas para penghutang jahil? Dan dapatkan Rifat menjadi malaikat penolong bagi keluarga Lulu? Inilah cerita komedi romantis juga dibumbui perjalanan hidup.

Lihat lebih banyak
Hutang Dibayar, Nikah! Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Aiiu Perwita
Bagus sekali cerita nyaa
2023-07-08 00:40:05
0
user avatar
Ipa Taufiq
lanjutin jilid dua dong
2022-06-29 14:49:59
0
user avatar
yusi wandhini
cepet banget thor uda ending
2022-06-05 00:25:58
0
user avatar
Andri Gun Prada
Bagus Lanjutkan
2022-04-14 12:55:37
0
user avatar
Hayatus Shofia
Lucuuu .........
2022-04-14 12:37:03
0
38 Bab
Bab 1. Lelaki Penebus Hutang
Dibayar Hutang, Sah![Mbak maaf, mengenai pembayaran sisa hutang mau kapan ya?][Maaf, Anda siapa, ya?][Saya Lulu Mbak, anaknya almarhumah Bu Minah, ini saya sertakan screenshoot percakapan Mbak dengan Ibu saya]Aku mengirim foto pada WA Mbak Tukijem. [Maaf saya gak kenal tuh!] Balasnya cepat, setelah itu aku diblokir.Astaghfirullah! Dia berdosa banget."Gimana, Kak? Berhasil?" tanya Rani padaku. Mata bulatnya berbinar penuh harap.Aku menggelengkan kepala lemah. Pasrah. Kutatap halaman rumah kami dengan perasaan hampa.Ini bukan pertama kali, kami mendapatkan jawaban yang menyakitkan seperti ini. Sudah dua puluh lima orang aku hubungi, jawabannya nihil.Semua mendadak amnesia ketika aku menagih hutang mereka pada almarhumah Ibuku yang baru meninggal seminggu lalu."Semua ini karena Ibu terlalu baik Mbak, coba kalau almarhumah Ibu gak mudah memijamkan uang sama orang. Hidup kita nggak akan melarat begini Mbak," keluh Rani.
Baca selengkapnya
Bab 2. Diajak Nikah
"Saaah!"Byuuur! "Kakaaak! Banguuun!" Astaghfirullah! Aku sontak terlonjak ketika kurasakan hawa dingin menyerang tubuhku.Seketika itu juga mataku terbuka, bayangan Pak Rifat dan Pak Gilar berganti dengan bayangan Rani yang sedang memegang ember dengan wajah kesal. "Rani? Ngapain kamu di kantor Kakak?" tanyaku linglung.Perasaan tadi aku sedang berada di ruangan Pak Gilar yang bagus dan aku sedang dilamar.Lah, kok sekarang malah ada si Rani? Mana bajuku basah lagi."Kantor? Kantor apa, Kak? Wah, kacau! Bangun, Kak, woy! Elaah ... harus dibanjur terus biar sadar kalau kita kere! Lihat tuh udah jam berapa? Udah jam 12.00," omel Rani sambil menunjuk ke arah jam dinding yang ada di dalam rumah."Ih kamu mah serius atuh, tadi Kakak di kantor. Terus mana itu si ganteng yang auranya aura syurga? Mana?" kataku meracau.Aku celingukan heboh men
Baca selengkapnya
Bab 3. Penghutang Pertama
Penghutang satu. Namanya Bu Selamet, kebiasaan pamer jalan-jalan tapi mundur kalau bayar hutang. Kalau di WA alasannya lagi ada bayaran kontrakan-lah dan nggak ada duit, tapi kalau di medsos liarnya suka pamer dolar dan foto belanja barang mahal.Enaknya, penghutang kayak gini diapakan, ya?Aku mengerutkan kening berpikir. Entah apa salah dan dosaku hingga setelah Ibu meninggal aku malah dapat amanah dari mendiang Ibu untuk menagih hutang dari orang-orang macam Bu Selamet, Bu Tejo, Bu Tukijem, Bu Ijah, Mak Wedok, Ceu Isoh, Ceu Neneng dan kawan-kawan.Setelah diblokir Bu Tukijem, mangsaku balik lagi ke nomor satu yaitu Bu Selamet, dia tetangga jauh yang rumahnya paling pojok menghadap pohon palem.Sebenarnya, hutang dia terhitung nggak terlalu besar bagi orang kaya yaitu senilai 500ribu tapi bagi kami yang hidup di ambang kemiskinan itu sangat berarti apalagi tabunganku sudah menipis.Mau makan apa nanti, kalau nggak nagih hutang?
Baca selengkapnya
Bab 4. Keseriusan Rifat
Misi berhasil. Berkat mulut pedes Pak Rifat yang mengalahkan kepedesan cabe domba, akhirnya Bu Selamet mengibarkan bendera putih dan uang lima ratus ribu sudah di tangan. Sekarang tinggal kehidupanku saja yang terancam. Siapa sangka, sepulangnya aku dan Pak Rifat dari menagih hutang, kulihat di depan rumahku sudah banyak orang. Astaghfirullah! Aku dan Pak Rifat langsung kompak melotot dengan mulut menganga karena sama-sama tercengang. Ada apa gerangan? Perasaan nggak ada acara bagi-bagi sembako. Heran ... sampai ada Pak RT segala. Hash!"Kakaaak! Buruan sini! Tanggung jawab!" teriak Rani. Tubuh kecilnya tiba-tiba menyeruak dari dalam kerumunan. Kerudung sekolah yang ia pakai sampai miring-miring saking emosi melihatku yang bengong di halaman rumah. "Eh, bentar! Bentar! Ada apa ini? Kok, jadi rame begini Ran?" Aku menelan ludah sambil berpandangan dengan Pak Rifat yang memandangku tak mengerti. "
Baca selengkapnya
Balada Penghutang Marni
Namanya Marni tinggi 160 cm dengan berat 50. Sungguh ideal bagi janda yang suka merebut kekasih orang. Dia suka shopping dan juga foto alay. Minusnya Marni ini galak dan cepat tersulut emosi.Hash! Mas Gagah oh, Mas Gagah! Kejamnya dikau padaku hingga kau nikah lebih dulu. Sampai sekarang aku masih tak percaya kalau guru SD itu lebih memilih Marni dibanding aku. Apa aku kurang seksi? Aku menatap nelangsa janur kuning yang ada di depan rumah Marni. Tak kusangka teman sepermainanku malah sudah nikah dua kali.Ya, Marni adalah sahabatku dulu yang nikah karena MBA lalu setelah cerai dia berhutang kepada almarhumah sebesar lima juta. Saat itu dia beralasan mau memasukan anaknya ke TK dan dipakai usaha. Disebabkan Ibu itu baik dan kebetulan ketika itu toko lagi maju diberikanlah atas dasar dia temanku--kasian.Eh, dasar manusia mars, sampai anaknya Marni mau kelas dua sd, tuh janda nggak ada itikad
Baca selengkapnya
Bab 6. Sayang?
Wak Romlah tersangkanya.  Dia yang membuat Pak Rifat bisa masuk ke toko dan mengumpulkan bukti hutang dari temanku Marni si janda seksi tapi suka emosi. Tak kuduga tanpa sepengetahuanku, Pak Rifat sudah colong start lebih dulu dengan menemui Wak Romlah dan akhirnya Kakak tertua Ibu bersekutu dengan Pak Rifat.Licik.Lelaki berahang tegas itu memang benar-benar serigala berbulu domba. Dia akan melakukan apa saja demi tercapainya keinginan untuk mempercepat pernikahan kami dan hasilnya ... rumit.Apa yang dia lakukan demi memenuhi syaratku membuat semua orang tercengang. Apalagi si Marni akhirnya pingsan dan Mas Gagah berjanji membayar hutang Marni-istrinya dua hari lagi.Bagus sih tapi nyesek. Semua gara-gara satu nama yaitu Rifat.Arrrrh! Ingin kuteriak."Gimana, Lu? Kapan kamu mau nepatin janji kamu? Saya sudah menjalankan dua misi dan dua-duanya berhasil. Sekarang giliran kamu yang n
Baca selengkapnya
Bab 7. Ketemu Camer
Udah pernah ketemu calon mertua dalam kondisi setengah gembel belum? Kalau belum coba deh, ah ... ngenes.Sungguh, aku nggak tahu kalau mamanya Pak Rifat ikut fitting juga hingga bajuku tak ubahnya seperti pakaian mahasiswa miskin yang lagi stress menghadapi tanggal tuaAku hanya memakai kaus oblong dan jins sobek dengan muka berminyak. Andai aku tahu mamanya Pak Rifat datang, mungkin aku akan meminjam dress ke si Oneng bukan malah begini.Memalukan.Aku menundukan kepala dalam di depan seorang wanita setengah baya yang mengenakan baju blazer lengkap dengan rambut jambul perkututnya. Dia adalah Bu Aida-- wanita yang membuat Pak Rifat mendadak memanggilku 'Sayang' biar dinilai cowok penyayang.Apes. Apes. Akhirnya aku tahu sikap bar-bar Pak Rifat di depan Mas Davin tadi dikarenakan pencitraan. Siapa sangka, Pak Rifat juga sama saja ingin cari muka di depan mamanya biar segera di-acc menikah.Aku hanya
Baca selengkapnya
Bab 8. Ampun Bang Jago!
"Ampun Bang Jago!"Begitulah slogan yang seringkali diucapkan para warga di sini, kalau udah mulai berbicara tentang kegalakan Bang Jago. Tak ada satu pun warga yang berani dekat-dekat rumahnya apalagi nyari perkara.Soalnya sekali salah ngomong takutnya senggol bacok. Itulah yang mendasari Ibu jarang menagih hutang pada Bang Jago karena nggak berani, sementara aku berurusan dengan dia saja belum pernah.Hash! Ngeri.Lalu sekarang, setelah lima purnama terlewati dan ibuku meninggal, aku terpaksa harus  datang menagih hutang. Apa tidak nyari mati namanya? Kenal musuh aja nggak, sok-sok-an mau nagih preman yang jelas-jelas galakan dia.Asem. Asem."Pak! Ayo, dah! Balik aja yuk, saya masih perawan nih Pak takut kenapa-napa," kataku sambil menarik kausnya Pak Rifat.Sudah sepuluh menit kami berdiri mengawasi rumah Bang Jago dan sudah sepuluh menit juga kami menunggu si preman pulang ke ruma
Baca selengkapnya
Bab 9. Sah?
[Lu, gimana akadnya lancar? Oh iya, maaf ya Lu Bibi gak bisa datang si Om sakit.][Iya gak apa-apa.][Oh, iya apa boleh Bibi minjem duit, Lu?][Berapa, Bi?][10 juta aja ada? Calon suami kamu kan kaya. Bisa lah, ya?]Astaghfirullah! Makhluk Mars kembali bertambah satu. Setelah hampir satu tahun menghilang  tiba-tiba Bi Cicih menghubungiku dan bukannya datang memberi selamat eh, dia malah mau meminjam uang.Astaga! Ada ya saudara model begini? Banyak.Sebenarnya, Bi Cicih itu adalah adik bungsu dari almarhum ayah. Dulu saat usaha kami sedang maju dia sering sekali berkunjung tapi pas kami lagi mundur sampai nelangsa mana ada dia nongol. Bahkan saat aku meminjam uang untuk sekolah Rani saja dia bilang selalu tak ada padahal aku tahu dia baru membeli tas yang harganya mahal.Kemudian sekarang, setelah aku mau menikah, eh dia baru nge-Wa lagi untuk hal yang tak
Baca selengkapnya
Bab 10. Oow Ketahuan!
Jika ada yang bertanya padaku. Malam pertama ngapain aja? Jawabannya adalah mencari daftar nama hutang. Astaghfirullah! Aku heran. Kapan penderitaan sebagai debt collector cantik ini berakhir? Belum juga gaun dilepas aku sudah mulai kebingungan karena buku kramat milik almarhumah Ibu hilang. Perasaan aku menyimpannya di koperku sehari yang lalu tapi karena persiapan yang menyita waktu aku lupa memeriksanya lagi.Bahaya! Aku bisa berdosa jika buku itu raib.Aku sudah mencari di seantero rumah Pak Rifat yang menjadi tempat resepsi sampai ke kamar pengantin hasilnya NOL. Aku tidak menemukan buku kramat mendiang Ibu. Gawat! Kalau hilang bagaimana aku akan melacak nama penghutang nomor 16-25? Siapa sih yang ngambil? Penunggu rumah Pak Rifat? Atau Pak Rifat? Nah! Pasti dia. Enggak salah lagi, soalnya hari ini telah terjadi keanehan yaitu 12 orang penghutang mendadak taubat. Kejadian langka ini pasti ada hubungannya dengan lelaki ya
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status