Share

4. Gelar

"Gimana Bim?? Lolos nggak?" Harapan yang berbinar terlihat dari mata cantik Alana.

Alana telah diterima di perguruan tinggi yang Ia tuju. Sekarang, Alana sedang menunggu kabar baik dari Bima yang mengikuti Tes Kepolisian

Bima terdiam menatap Alana.

"Yahh?? Nggak ya?" Alana menepuk-nepuk pundak Bima seraya memeluknya. "Jangan nyerah, Bim! Ayo berjuang lagi!"

Raut wajah Bima berubah seketika menjadi ceria. "Panggil gue Pakpol sekarang!"

Mendengar itu, suara hening kini berubah. Alana menutup mulutnya.

"Omg... proud of you! Bima yang wangi!" seru Alana seraya memeluk tubuh Bima.

"Makacii banyakk ... eh, wangi doang? Gantengnya nggak?!!"

"Iya ganteng ... tapi banyakan wanginya."

"Hahahah sialan emang orang cantik ini. Mau apa?" Bima mendongakkan kepalanya.

"Apanya?"

"Gue kan lagi seneng ... jadi lo harus ikut ngerasain ... mau transfer atau cash?"

****

4 tahun kemudian ...

Video call berlangsung.

"Bima, kangenn bangettt. Ayo ketemu!! Minggu gue wisuda!! Harus dateng yaaa."

"Gue juga pelantikan, Na."

"Loh bareng? Yah ... nggak bisa dongg."

Bima termenung. "Iya nggak bisa. Kita pake cara alternatif lagi. Lewat video call lagi aja."

"Bosenn."

"Maunya gimana cantikku?" tutur Bima dengan lembut.

"Maunya ada Bima."

"Yahh ... tapi untuk kali ini, Bima nya nggak bisa, Alana sinii aja ke Bima."

"Alana juga nggak bisa."

"Jadi? Video Call lagi kan jalannya?"

"Hahahhaha iya juga," ucap Alana.

"Gimana? Punya temen nggak?" tanya Bima meledek.

"Sembarangan. Punya dong, dia baik banget loh. Namanya, Lili. First time, dia orangnya jutek banget kalo diajak ngobrol, tapi baik banget banget banget ternyata."

"Baguss deh, jadi lo punya temen buat di ajak share-ing."

Seketika semuanya kembali hening.

"Lo gimana kabarnya? Baik-baik aja tanpa gue? Apa masih ngelakuin hal bego?"

"Sialan emang si Bima! Ya ... makanya ayo temuin gue, gue masih melakukan hal tolol dan hal bego, gue belum mandiri kalo jalan sendiri masih suka kesandung. Puasss??"

"Hahhahahah," suara tertawa Bima begitu renyah. "Belajar mandiri Alana Athaya. Gue kan sekarang nggak selalu di deket lo."

Alana tetap kekeh. "Ya makanya lo cepet temuin gue, setidaknya kesandung gue berkurang."

"Makanya jalannya hati-hati."

"Emang gue jalannya nyenggol-nyenggol, nabrak-nabrak, langkah tegap, lari sprint, enggak, kan?"

"Oh iya, berarti itu butuh kasih sayang."

Alana teringat sesuatu. "Oh iya, pengikut baru di i*******m lo siapa Bim? Namanya 'Mila Veldra' nge dm loh."

"Dm apa?" tanya Bima.

"Katanya 'follback, ini Mila' ... oalahh, kenalan yaa."

"Oh, itu Mila. Adiknya Bayu."

Alana mengalihkan pandangannya. "Oalah adiknya Bayu."

Bima menimpal seraya tersenyum manis. "Temen gue. Kenapa? Cemburu? Jiahkk hahaha." Bima meledek Alana. "Tenang cantikku, manisku, honeyku, gue nggak mau juga sama dia."

"Kenapa?"

"Karena udah punya Alana."

"Bohong."

"Iya bener, kalo kejadian juga, tinggal punya pacar aja, banyak yang mau sama lo, Alana gue kan cantik."

"Gampang banget si kunyuk ngomongnya. Oh nyuruh gue cari pacar?"

"Oh maunya gitu? yaudah sana," jawab Bima.

"Di sini banyak sih dokter senior yang ganteng, salah satunya namanya Adelio, dia gantengg loooo."

Raut wajah Bima tampak berubah. "Oh."

"Gimana yaa cara ngedeketinnya? Saran dong, kan sesama Pria, gimana cara dapetin hati seorang Pria?" tanya Alana.

Bima mendelik seraya menjawabnya dengan malas. "Tinggal gatel aja sama tebar pesona."

"Okee pak! Akan ku lakukan!" Alana berpura-pura menelepon Adelio.

"Minta di tampuoll nih orang! Diem nggak! Matiin."

"Haii, Kak Adelio." Suara Alana sedikit dikecilkan dan dibuat imut.

"Alana! Sumpah ni anak! Iya gue minta maaf!" murka Bima. "Heh!!" Tatapan Bima tak henti menatap Alana dengan tajam. "Alana!!"

"Aku mau bilang-" (ucap Alana terpotong oleh Bima yang sedang marah).

"Matiin! Atau gue nggak akan kabarin lo lagi."

Alana menatap Bima seraya tersenyum. "Bohongan, hahahah." Alana memperlihatkan layar handphone-nya. "Makanya lo nggak usah nantangin deh, Bim."

"Iya minta maaf, awas lo ya. Yaudah waktunya udah habis, gue tutupp. Sehat-sehat yaa."

"Pasti, Bim. Sehat dan tambah ganteng ya," nasehat Alana.

"Pasti boss hahaha."

****

Lili memperlihatkan sebuah foto.

"Alana," ucap Lili. Sahabat Alana. "Ini jam tangan yang lo kasih ke Bima bukan sih?"

Alana menilik-nilik. "Iya, tapi kok?"

"Bukannya katanya pelantikannya hari minggu. Minggu sekarang apa minggu depan bertepatan di hari wisuda kita?" tanya Lili.

Alana menghiraukan perkataan Lili. "Mila," ucapnya.

Dengan langsung mencari akun instagramnya di akun Bima. Dan benar saja.

Raut wajah Alana begitu kecewa. " Oh jadi pelantikannya udah kelewat 4 hari yang lalu ya? Terus dia? Maksudnya Bima apa? Malem ini dinner bareng cewek baru. Maksudnya gara-gara dia udah mapan jadi seenaknya memperlakukan orang kaya gini?"

"Tenang dulu, Na."

"Enggak, nggak bisa."

"Mending omongin deh, Na. Biar nggak ada kesalahpahaman," saran Lili.

"Enggak, Li. Emang sekarang sikap Bima aja yang berubah. Janji manis doang, nggak akan segan-segan gue buat cut off."

"Jangan dulu, Na. Jangan gitu."

"Sakit banget hati gue Li. Kok bisa Bima segampang itu buang gue ya? Dia lupa? Yang selalu ada buat nemenin dia dari dulu siapa? Masa dia secepat itu sih? Gue nggak secantik, Mila ya?"

"Hushh!! Itu cuma overthinking doang, Alana. Jadi kemana-mana. Mending lo obrolin deh," saran Lili. "Gue bantu, mau?"

"Enggak usah, gue benci banget sama Bima."

****

Bima menunjukkan sebuah foto Alana bersama seorang Pria.

"Li? Lo bisa jelasin nggak? Kok Alana gini, sih?" tanya Bima terhadap Lili. "Itu siapa?"

Hari itu, Alana tidak mau ditemui oleh Bima. Bima sudah diperbolehkan untuk mengunjungi tempat tinggal. Jadi, Bima meminta Lili untuk bertemu di sebuah kafe.

"Jawab Li. Gue mohon, ini siapa?"

"Ini Adelio. Sekarang gue tanya, foto yang di snapgram Mila. Itu lo, kan? Jangan menyangkal, mending obrolin deh sama Alana. Lo juga masa nggak ngundang Alana ke hari pelantikan lo sih, Bim."

"Ck!! Dia bilang wisudanya hari minggu. Gue juga kan hari minggu."

"Tapi maksud Alana minggu depan setelah pelantikan lo. Alana juga nggak tau kalo hari yang di maksud lo tuh minggu-minggu sekarang."

"Haduh!" kesal Bima.

"Lo kenapa mau dinner lagi sama cewe lain?"

"Iya itu gue, tapi gue dipaksa temen. Di hari ulangtahunnya Mila. Emang Mila sesuka itu sama gue, dia minta untuk yang terakhir kali untuk dia agar gue mau dinner sama dia."

Lili mendelik. "Telat lo jelasinnya. Alasannya ngeselin lagi."

"Li, gue mohon. Bantuin gue, setidaknya agar persahabatan gue sama Alana masih berlangsung."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status